Gus Barra-dr Rizal Tetap Unggul dalam Pilkada Kabupaten Mojokerto: Survei Terbaru Menunjukkan Dukungan 62,1%. Pemilih Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, Milenial Pilih MUBAROK
-Baca Juga
Persaingan untuk memperebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto semakin memanas, dengan survei terbaru dari The Republic Institute menunjukkan keunggulan signifikan untuk Paslon nomor 2, Dr. Muhammad Al Barraa (Gus Barra) dan dr. Muhammad Rizal Octavian (Mubarok). Survei yang dilakukan antara 24 hingga 30 Oktober 2024, mengungkapkan bahwa Gus Barra-dr Rizal saat ini menikmati dukungan 62,1% dari para pemilih, sementara Paslon nomor 1, Ikfina Fahmawati dan Sa’dulloh Syarofi (Idola), tertinggal dengan 34,8%.
Gus Barra-dr Rizal Pertahankan Momentum, Ikfina-Gus Dulloh Menghadapi Tren Penurunan
Survei ini menyoroti tren peningkatan yang konsisten untuk Gus Barra-dr Rizal, yang melihat dukungan mereka meningkat dari 61,2% pada September 2024 menjadi 62,1% pada Oktober 2024.
Sebaliknya, Ikfina-Gus Dulloh telah mengalami penurunan dukungan yang sedikit, dari 35,7% pada September menjadi 34,8% pada Oktober.
Tren ini, menurut Dr. Sufyanto, peneliti utama di The Republic Institute, merupakan hal yang umum terjadi pada calon petahana yang seringkali menghadapi penurunan dukungan menjelang pemilihan.
Metodologi dan Temuan Utama Survei
Survei ini menggunakan teknik pengambilan sampel acak berstrata, dengan total 1.200 responden yang tersebar di seluruh Kabupaten Mojokerto. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan responden, dan margin of error untuk survei ini adalah 2,8%.
Survei juga meneliti popularitas dan kesukaan para calon. Baik Gus Barra maupun Ikfina mencapai popularitas 100%, sementara Dr. Rizal dan Gus Dulloh menyusul dengan 65,3% dan 56,0% masing-masing.
Dalam hal kesukaan, Gus Barra muncul sebagai calon yang paling disukai dengan 71,5%, diikuti oleh Ikfina dengan 67%. Untuk posisi Wakil Bupati, Dr. Rizal Oktavian meraih 65,3% kesukaan, sementara Sa’dulloh Syarofi menerima 44,5%.
Gus Barra-dr Rizal Mendominasi di Distrik Utama dan di Antara Kelompok Agama
Survei mengungkapkan bahwa Gus Barra-dr Rizal memiliki kehadiran yang kuat di distrik-distrik dengan basis pemilih yang besar, termasuk Jetis, Pungging, Puri, dan Mojosari.
Selain itu, Gus Barra-dr Rizal menikmati dukungan yang signifikan di antara anggota dua organisasi Islam terbesar di Mojokerto, NU dan Muhammadiyah.
Di sisi lain, Ikfina-Gus Dulloh menemukan dukungan yang lebih besar di antara anggota organisasi Islam lainnya dan mereka yang tidak berafiliasi dengan kelompok agama mana pun.
Dukungan PKB Terpecah, Kekhawatiran tentang Netralitas ASN.
Survei juga mengungkapkan bahwa PKB, yang seharusnya mendukung Ikfina-Gus Dulloh, telah melihat sebagian besar konstituennya beralih ke Gus Barra-dr Rizal, dengan 27% pemilih PKB menyatakan dukungan untuk yang terakhir.
Ini adalah jumlah yang cukup besar, terutama mengingat elektabilitas keseluruhan PKB dalam survei adalah 21,4%.
Survei juga menyoroti tren yang mengkhawatirkan: kurangnya netralitas di antara ASN, kepala desa, dan staf mereka. Survei menemukan bahwa 55,8% kepala desa dan staf mereka gagal menjaga netralitas, sementara hanya 41,8% yang menunjukkan netralitas. Temuan ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023, yang secara tegas mewajibkan netralitas ASN.
Kesimpulan: Persaingan Ketat dengan Potensi Kejutan
Survei terbaru dari The Republic Institute memberikan gambaran tentang lanskap saat ini dalam pemilihan Kabupaten Mojokerto. Meskipun Gus Barra-dr Rizal memegang keunggulan yang signifikan, persaingan tetap ketat, dengan kemungkinan kejutan masih ada di meja. Survei ini menyoroti pentingnya netralitas di antara ASN, serta potensi dampak dari pergeseran dukungan pemilih, terutama di dalam PKB. Minggu-minggu mendatang akan menjadi sangat penting bagi kedua kampanye saat mereka berupaya untuk mengamankan kemenangan dalam pemilihan yang ketat ini.
Ada banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil pemilihan selain elektabilitas calon. Elektabilitas, meskipun penting, hanya merupakan satu potongan dari teka-teki yang kompleks.
Hasil pemilihan dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, baik yang bersifat internal maupun eksternal terhadap kandidat.
Faktor-faktor Internal terhadap Kandidat:
Kompetensi dan Kualitas Calon: Kemampuan, pengalaman, dan integritas calon merupakan faktor penentu. Pemilih yang rasional cenderung memilih calon yang dianggap memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan tugasnya. Calon yang memiliki rekam jejak yang baik, keahlian yang relevan, dan visi yang jelas cenderung lebih menarik bagi pemilih.
Program dan Visi: Program kerja dan visi yang ditawarkan calon juga sangat berpengaruh.
Pemilih cenderung tertarik pada calon yang memiliki program yang realistis, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Sebuah visi yang jelas dan inspiratif dapat memotivasi pemilih untuk memberikan dukungan.
Strategi Kampanye: Cara calon melakukan kampanye juga berpengaruh signifikan.
Kampanye yang efektif dan terstruktur, yang mampu menjangkau pemilih secara luas dan menyampaikan pesan dengan jelas, dapat meningkatkan elektabilitas calon.
Strategi media sosial, pertemuan langsung dengan masyarakat, dan debat publik merupakan beberapa contoh strategi kampanye yang penting.
Pendanaan Kampanye: Akses terhadap sumber daya finansial memungkinkan calon untuk menjalankan kampanye yang lebih efektif dan luas.
Pendanaan yang memadai memungkinkan calon untuk memproduksi materi kampanye, membayar tim kampanye, dan melakukan kegiatan sosialisasi yang lebih intensif.
Faktor-faktor Eksternal terhadap Kandidat:
Faktor Sosial-Ekonomi: Kondisi ekonomi masyarakat, tingkat pendidikan, dan faktor sosial budaya dapat mempengaruhi pilihan pemilih.
Misalnya, dalam situasi ekonomi yang sulit, pemilih mungkin lebih cenderung memilih calon yang menjanjikan solusi ekonomi yang konkret.
Atau, faktor-faktor budaya dan agama dapat memengaruhi preferensi pemilih terhadap calon tertentu.
Pengaruh Media Massa: Media massa, baik media cetak, elektronik, maupun media sosial, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membentuk opini publik dan mempengaruhi pilihan pemilih. Berita, komentar, dan opini yang disajikan media dapat membentuk persepsi pemilih terhadap calon tertentu.
Oleh karena itu, penting untuk mengkritisi informasi yang didapat dari media dan mencari sumber informasi yang kredibel.
Faktor Politik: Iklim politik, posisi partai politik yang mengusung calon, dan dinamika politik nasional juga dapat mempengaruhi hasil pemilihan.
Dukungan dari partai politik yang kuat dapat memberikan keuntungan signifikan bagi calon.
Begitu pula, situasi politik yang stabil cenderung memberikan hasil pemilihan yang lebih terprediksi.
Golongan Tertentu: Dukungan dari kelompok-kelompok tertentu seperti serikat pekerja, organisasi masyarakat, atau tokoh agama juga dapat mempengaruhi hasil pemilihan.
Dukungan ini dapat memberikan tambahan suara dan meningkatkan popularitas calon.
Kepercayaan terhadap Sistem Pemilu: Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sistem pemilu juga berperan penting. Jika masyarakat meragukan integritas dan transparansi proses pemilu, partisipasi pemilih dapat menurun dan hasil pemilihan dapat terpengaruh.
Kejadian Tak Terduga: Kejadian tak terduga, seperti bencana alam atau skandal politik, juga dapat mempengaruhi hasil pemilihan. Kejadian-kejadian ini dapat mengubah persepsi pemilih dan menggeser dukungan mereka ke calon tertentu.
Hasil pemilihan merupakan hasil dari interaksi kompleks berbagai faktor. Elektabilitas calon hanyalah salah satu faktor, dan bukan satu-satunya faktor penentu.
Memahami faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil pemilihan sangat penting untuk menganalisis hasil pemilihan secara komprehensif dan untuk meningkatkan kualitas demokrasi.
Penting untuk selalu kritis terhadap informasi yang didapat dan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum menentukan pilihan.
Penulis (*/tim)
Editor DJOSE