"WILWATIKTA ACARITA": Kesempatan Terlewat untuk Menampilkan Warisan Budaya Mojokerto
-Baca Juga
Meskipun acara ini bertujuan untuk merayakan warisan Majapahit, pertunjukan yang dipilih tidak berhasil menyoroti esensi sejati dari tradisi seni Mojokerto.
Acara tersebut menampilkan beragam pertunjukan, termasuk aksi semi-ludruk. Namun, sayangnya, acara ini tidak dihadiri oleh praktisi ludruk yang autentik. Sebagai gantinya, panggung diisi oleh seorang komedian tunggal dan seorang penampil ketoprak.
Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: mengapa pejabat Mojokerto tampaknya tidak menyadari perbedaan yang jelas antara ludruk, bentuk seni tradisional Jawa Timur, dan ketoprak, yang berasal dari daerah Mataraman? Perlu dicatat bahwa sebagian besar pejabat Mojokerto berasal dari daerah Mataraman, yang mungkin menjelaskan kekeliruan ini.
"WILWATIKTA ACARITA," yang berarti "Cerita tentang Majapahit," menjanjikan eksplorasi yang lebih mendalam mengenai warisan budaya Majapahit.
Namun, pertunjukan yang disajikan mencakup campuran seni daerah dari Lumajang (tari topeng Kaliwungu), Malang (tari topeng Malangan), Blitar (tari Jaranan), dan musik Campursari.
Meskipun pertunjukan-pertunjukan tersebut memiliki nilai tersendiri, mereka gagal terhubung secara langsung dengan warisan budaya unik Mojokerto.
Mojokerto memiliki lembaga budaya yang didedikasikan, yaitu Dewan Kebudayaan Daerah. Namun, dewan ini belum mampu secara efektif menggali potensi warisan Majapahit. Upaya dewan tersebut tampak tersebar dan tidak efektif, seperti gabah yang diterbangkan oleh angin.
Mojokerto perlu mengambil langkah konkret untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budayanya. Kota ini memiliki potensi besar untuk menjadi pusat kebudayaan Jawa Timur, dengan sejarah Majapahit sebagai fondasinya.
Dewan Kebudayaan Daerah harus diaktifkan dan diberi sumber daya yang memadai untuk menggali, melestarikan, dan mempromosikan tradisi seni asli Mojokerto. Langkah-langkah konkret yang dapat diambil meliputi:
Mendirikan pusat dokumentasi dan pelatihan seni tradisional Mojokerto. Potensi budaya Mojokerto sangat kaya, mulai dari seni pertunjukan seperti ludruk, jaranan, dan reog, hingga kerajinan tradisional seperti batik, tenun, dan ukiran batu serta ukiran kayu.
Pusat dokumentasi dapat menyimpan dan melestarikan pengetahuan tentang tradisi seni tersebut, sementara pusat pelatihan dapat membantu mengembangkan bakat generasi muda.
Membuat kalender budaya tahunan yang menampilkan pertunjukan seni tradisional Mojokerto. Dengan kalender budaya yang terstruktur, Mojokerto dapat secara teratur menampilkan pertunjukan seni tradisional, baik di tingkat lokal maupun regional.
Hal ini akan membantu memperkenalkan warisan budaya Mojokerto kepada masyarakat luas dan meningkatkan apresiasi terhadap seni tradisional.
Memfasilitasi kolaborasi antara seniman muda dan seniman senior untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi seni.
Kolaborasi antar generasi dapat membantu menjaga kelestarian tradisi seni sekaligus mendorong inovasi dan kreativitas dalam seni tradisional.
Seniman muda dapat belajar dari pengalaman seniman senior, sementara seniman senior dapat mendapatkan inspirasi dari ide-ide segar dari seniman muda.
Mempromosikan seni tradisional Mojokerto melalui festival budaya dan pameran. Festival budaya dan pameran dapat menarik wisatawan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kekayaan budaya Mojokerto.
Acara ini dapat menampilkan pertunjukan seni tradisional, pameran kerajinan tangan, dan demonstrasi seni tradisional.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Mojokerto dapat menjadi pusat kebudayaan yang sejati, dengan warisan Majapahit sebagai fondasi dan tradisi seni lokal sebagai kekuatan pendorong.
Penulis DION
Editor DJOSE