Tari Suryo Ndadari: Cahaya Rembulan di Bumi Majapahit ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

Tari Suryo Ndadari: Cahaya Rembulan di Bumi Majapahit

-

Baca Juga

SURYO NDADARI: Mengiringi Rombongan Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra dan Ning Sofia Hanna Dalam Hari Jadi Kabupaten Mojokerto ke 732


Tari Suryo Ndadari, sebuah kreasi baru dari Jawa Tengah, bukanlah sekadar tarian; ia adalah manifestasi filosofi dan pesan moral yang mendalam.  Arti harfiahnya, "cahaya rembulan" atau "matahari malam," merefleksikan keindahan dan ketenangan cahaya bulan yang menerangi kegelapan.  Tarian ini menggambarkan sosok perempuan Jawa yang anggun dan lembut, namun teguh menghadapi cobaan hidup – sebuah simbol kekuatan yang tetap bersinar meski dalam kegelapan.

Kepala Desa Wringinrejo H. Suhartono dan Bupati Mojokerto Muhammad AlBarra 

Makna filosofis "Suryo Ndadari" terletak pada harapan dan cahaya di tengah kesulitan.  Tarian ini mengajarkan kita bahwa bahkan dalam situasi terberat sekalipun, selalu ada kebaikan, keindahan, dan harapan yang dapat ditemukan jika kita tetap tabah dan berpegang teguh pada nilai-nilai luhur.  Gerakannya yang lemah gemulai namun penuh makna mencerminkan keselarasan antara manusia, alam, dan spiritualitas, mengajak kita untuk hidup selaras dengan lingkungan dan menjaga kedamaian batin.

Nilai-nilai filosofis Jawa seperti eling lan waspada (selalu ingat dan waspada), nrimo ing pandum (menerima takdir dengan lapang dada), dan ajining diri ana ing lathi (harga diri terletak pada ucapan) tertanam kuat dalam setiap gerakan.  Estetika gerak, warna, dan musik pengiringnya memperkuat pesan bahwa seni adalah sarana pencerahan jiwa, layaknya bulan yang menerangi malam.

Pementasan Tari Suryo Ndadari dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-732 Kabupaten Mojokerto 2025, sebagai drama tari yang mengisahkan perjalanan Raden Wijaya, menambah dimensi baru pada interpretasinya.  Kisah perjuangan Raden Wijaya dalam mendirikan Majapahit, dari pemberontakan Jayakatwang hingga kemenangannya atas bantuan pasukan Mongol, menjadi metafora perjalanan hidup dan kepemimpinan.  Tarian ini menyampaikan pesan keteguhan hati, kecerdikan, dan semangat juang dalam menghadapi tantangan.  Kisah Raden Wijaya mengajarkan pentingnya strategi, keberanian, dan kerja sama dalam mencapai tujuan besar, serta menekankan nilai kebijaksanaan dan kepemimpinan bijak dalam membangun peradaban

Silaturahmi Sesama Pejabat Politik. Bupati dan Kepala Desa Bersatu Untuk Lebih Maju, Adil dan Makmur 

Dalam konteks kepemimpinan Kabupaten Mojokerto di bawah kepemimpinan Gus Barra, seorang bupati muda dari kalangan santri NU, Tari Suryo Ndadari dapat dimaknai sebagai refleksi nilai-nilai kepemimpinan Islam Nusantara yang membumi namun visioner.  "Cahaya malam" melambangkan Gus Barra sebagai pemimpin yang membawa pencerahan di tengah kompleksitas zaman.  Gerakan lembut namun kuat dalam tarian ini selaras dengan kepemimpinan Gus Barra yang tegas dalam prinsip, namun lembut dalam pendekatan –  sebuah cerminan dari tradisi pesantren yang mengajarkan kesabaran dan keteguhan.  Kakek Gus Barra sebagai salah satu pendiri NU, organisasi yang mengedepankan prinsip tawassuth, tawazun, dan tasamuh,  menjadikan Tari Suryo Ndadari sebagai pengingat spiritual akan pentingnya menjaga dan mewariskan nilai-nilai leluhur.  Pembangunan Mojokerto dari desa-desa, seperti Raden Wijaya yang membangun Majapahit dari Hutan Terik, menjadi simbol kepemimpinan yang memberdayakan akar rumput.  Akhirnya, kesatuan rasa, irama, dan gerak dalam tarian ini merepresentasikan kepemimpinan NU yang holistik, berbasis cinta pada rakyat, kasih sayang pada bumi, dan tanggung jawab pada Allah SWT.  Tari Suryo Ndadari, dengan demikian, bukan sekadar tarian, tetapi sebuah pesan yang abadi tentang kepemimpinan, perjuangan, dan harapan.



Writer Damar 

Editor Djose 

Mungkin Juga Menarik × +
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode