GENTING Mandek di Mojokerto: Generasi Cerdas Terancam Stunting, OPD Cuma Diam?
-Baca Juga
Oleh Tim Detak Inspiratif
MOJOKERTO – Di tengah gemuruh semangat nasional mencegah stunting, suara dari Mojokerto justru senyap. Program unggulan BKKBN Pusat bertajuk GENTING (Gerakan Nasional Orang Tua Asuh Cegah Stunting), yang sejatinya digagas untuk menyelamatkan masa depan anak-anak Indonesia, hingga kini tak berjalan di Pemkab Mojokerto. Ironis.
Padahal, GENTING bukan program biasa. Ia adalah panggilan nurani. Bukan soal anggaran, melainkan soal kepedulian. Bukan tentang proyek, tapi soal kehidupan. Namun hingga pertengahan 2025, belum ada langkah konkret dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Mojokerto. DP2KBP2A selaku leading sector, masih tampak pasif. Diam. Beku.
“Kami belum pernah menerima arahan teknis soal program GENTING ini. Padahal jelas penting,” ujar salah satu kepala desa di Kecamatan Bangsal yang enggan disebut namanya.
OPD Diam, Stunting Jalan Terus
Data dari BKKBN menunjukkan bahwa 147 ribu keluarga berisiko stunting di Indonesia telah disentuh lewat program GENTING. Sayangnya, Mojokerto belum termasuk di antaranya. Belum ada satu pun ASN, tokoh masyarakat, pengusaha, ataupun instansi yang didaulat sebagai “orang tua asuh” bagi anak-anak rawan stunting di kabupaten ini.
Lebih miris lagi, GENTING justru bukan program yang butuh dana APBN. Ia digerakkan atas dasar gotong royong, kolaborasi, dan keikhlasan. Tapi apa daya, jika birokrasi daerah justru masih berpikir: “Kalau tidak ada anggaran, ya tidak jalan.”
“Program ini mandek karena OPD hanya bergerak kalau ada DIPA. Padahal ini tentang generasi masa depan!” tegas salah satu aktivis posyandu Kecamatan Dlanggu.
Sinyal Lemah dari Birokrasi Lama
Di balik stagnannya program GENTING, publik mulai menyoroti kepemimpinan OPD Mojokerto yang masih kental dengan gaya birokrasi lama. Meski kini Mojokerto telah dipimpin Bupati muda Muhammad AlBarra dan Wabup Muhammad Rizal Octavian, tapi mesin di bawahnya belum sepenuhnya berubah. Sekda Teguh Gunarko dan jajaran OPD warisan pemerintahan sebelumnya masih menjadi kendali utama.
Akibatnya, program-program strategis pusat yang butuh kecepatan, justru terjebak dalam pola lama: rapat-rapat tanpa aksi, koordinasi tanpa eksekusi.
Pertanyaan Tajam untuk DP2KBP2A Mojokerto
Sebagai OPD penanggung jawab utama dari BKKBN, DP2KBP2A Mojokerto seharusnya menjadi garda terdepan pelaksana GENTING. Tapi hingga kini, belum ada publikasi resmi tentang rencana aksi, peta keluarga risiko stunting, atau daftar tokoh masyarakat yang siap jadi orang tua asuh.
“GENTING ini gerakan moral. Tapi kalau moralnya sudah mati, ya anak-anak dibiarkan tumbuh dengan tubuh pendek dan otak tumpul,” ujar seorang guru PAUD di Mojosari, dengan nada geram.
Mojokerto Bisa, Kalau Mau
Masyarakat Mojokerto tidak kekurangan tokoh. Tidak kekurangan relawan. Tidak kekurangan CSR perusahaan atau dana desa. Yang kurang cuma satu: kemauan untuk bergerak.
Maka artikel ini bukan sekadar laporan. Ini panggilan nurani. Untuk para pejabat yang masih nyaman di zona rapat, ingatlah bahwa stunting bukan menunggu waktu, tapi sudah nyata menggerogoti masa depan.
🔥 “Jika program GENTING gagal berjalan, maka Mojokerto sedang membiarkan generasinya tumbuh dalam ancaman kerdil. Bukan hanya fisik, tapi juga harapan.”
DETIK INSPIRATIF – Karena masa depan tak menunggu yang lamban.