Krisis Jahe Merah Menyerang UMKM Mojokerto: Ancaman Bisnis Lokal dan Praktik Pengobatan Tradisional
-Baca Juga
Mojokerto, Jawa Timur - Sebuah krisis yang tak terduga sedang melanda Mojokerto, mengancam keberlangsungan usaha kecil dan menengah (UMKM) serta aksesibilitas terhadap pengobatan tradisional. Penyebabnya adalah kelangkaan jahe merah yang signifikan, bahan utama dalam berbagai minuman kesehatan lokal dan ramuan tradisional.
Cak Andik AlKatiri, seorang penjual berpengalaman minuman kesehatan jahe merah di jalan Surodinawan Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Jawa Timur, menggambarkan situasi yang mengkhawatirkan. "Harga jahe merah telah melonjak drastis sebesar Rp 2.000 per kilogram," ungkapnya. "Dahulu harganya Rp 35.000, namun kini telah mencapai Rp 37.000. Menemukannya pun bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami."
Andik, seperti banyak produsen UMKM lainnya, terjebak dalam lingkaran setan. Kelangkaan ini, menurutnya, disebabkan oleh perusahaan besar yang membeli seluruh pasokan jahe merah untuk memproduksi sachet jamu herbal yang dipasarkan secara massal. Hal ini mengakibatkan produsen industri rumahan berskala kecil, yang mengandalkan metode tradisional dan sumber daya lokal, kesulitan mendapatkan bahan baku yang vital bagi usaha mereka.
Dampaknya sangat luas. Kisah Andik mencerminkan tantangan yang dihadapi UMKM di seluruh Mojokerto. Kelangkaan jahe merah memaksa mereka untuk membatasi operasi bisnis, mengakibatkan pelanggan yang kecewa dan keuntungan yang merosot. "Salah satu pelanggan setia saya marah karena saya tidak dapat memberikan layanan yang konsisten seperti biasa," jelasnya. "Ini bukan kesalahan saya, jahe merah benar-benar tidak tersedia, dan jika saya berhasil menemukannya, harganya sangat mahal."
Krisis ini melampaui kesulitan ekonomi. Kelangkaan jahe merah mengancam fondasi praktik kesehatan tradisional di Mojokerto. Jahe merah, yang merupakan bahan pokok dalam berbagai ramuan lokal, dikenal karena khasiat pengobatannya, memberikan bantuan untuk berbagai penyakit. Situasi saat ini mengancam aksesibilitas pengobatan tradisional yang berharga ini.
Sayangnya, pemerintah tampaknya tidak menyadari krisis yang sedang berlangsung. Kurangnya kesadaran dan dukungan ini menjadi perhatian serius, menyoroti perlunya tindakan segera. Situasi ini menuntut upaya kolaboratif dari pemerintah, pemangku kepentingan terkait, dan komunitas lokal untuk memastikan pasokan bahan baku penting seperti jahe merah tetap stabil.
Krisis ini menjadi bukti nyata tentang kerentanan yang dihadapi UMKM, terutama yang bergantung pada sumber daya lokal. Hal ini menekankan perlunya sistem dukungan yang lebih kuat yang memprioritaskan kebutuhan bisnis kecil dan menjaga kelestarian praktik tradisional. Masa depan UMKM Mojokerto dan warisan budayanya yang kaya tergantung pada respons yang cepat dan efektif terhadap isu mendesak ini.
Penulis DION
Editor DJOSE