Tragedi Galian C Gunung Kuda Cirebon Jawa Barat Kembali Terulang, Belasan Jiwa Terkubur Hidup-hidup!
-Baca Juga
Gunung Kuda Cirebon Jawa Barat
CIREBON, Jawa Barat – Gunung Kuda, yang selama ini diam membisu menyimpan kekayaan perut bumi, kini menangis darah. Air matanya bukan air, melainkan tanah merah bercampur lumpur dan tulang belulang, sisa-sisa tragedi tambang ilegal yang kembali menorehkan luka mendalam di Cirebon. Jumat siang, 30 Mei 2025, tebing yang selama puluhan tahun dikeruk tanpa ampun itu runtuh, menelan sepuluh nyawa manusia bak pasir yang tersedot pusaran maut.
Bayangkan: gemuruh dahsyat mengguncang desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang. Debu merah beterbangan, membungkus puluhan pekerja dalam selimut kematian. Dalam sekejap, mesin-mesin raksasa dan truk pengangkut material terkubur hidup-hidup, tertelan perut bumi yang haus akan keuntungan sesaat. Sisa-sisa teriakan putus asa masih menggema di antara reruntuhan, mengingatkan kita pada betapa rapuhnya nyawa manusia di hadapan rakusnya nafsu.
Gunung Kuda bukanlah pendosa tunggal. Ia hanyalah korban dari eksploitasi tanpa henti, korban dari kebijakan yang tumpul dan pengawasan yang lemah. Selama bertahun-tahun, ia menjadi lahan subur bagi tambang ilegal, dikeruk habis-habisan tanpa memperdulikan keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan. Longsor pada April 2015 dan insiden-insiden kecil sebelumnya seakan menjadi bisikan peringatan yang diabaikan.
Kini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, telah memerintahkan penutupan permanen. Namun, penutupan bukanlah akhir cerita. Ini adalah awal dari pergulatan panjang untuk mengungkap siapa dalang di balik tragedi ini, siapa yang bertanggung jawab atas darah yang telah menodai tanah Cirebon. Gunung Kuda menangis darah, mengingatkan kita akan harga mahal dari keserakahan dan ketidakpedulian. Apakah kita akan tetap tuli terhadap jeritannya?
Kronologi Singkat:
Longsor terjadi saat aktivitas penambangan dan pengisian material ke truk sedang berlangsung.
Material longsoran menimbun pekerja tambang, alat berat (eskavator), dan truk pengangkut batu.
Jumlah Korban: Jumlah pekerja yang tertimbun material longsoran awalnya diperkirakan sekitar 10 orang. Hingga saat ini, 10 orang ditemukan meninggal dunia, dengan 7 di antaranya sudah teridentifikasi dan 3 lainnya masih dalam proses identifikasi.
6 orang mengalami luka-luka dan telah dibawa ke RS Sumber Hurip Cirebon dan Puskesmas terdekat.
Identitas Korban Meninggal Dunia yang Sudah Teridentifikasi:
Andri (41 tahun), domisili Desa Padabeunghar, Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Kuningan.
Sukadi (48 tahun), domisili Desa Buntet, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon.
Sanuri (47 tahun), domisili Desa Semplo, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon.
Sukendra (51 tahun), domisili Desa Girinata, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon.
Rion Firmansyah, domisili Gunung Santri, Kepuh, Palimanan (meninggal di RS Sumber Urip).
Dedi Hirmawan (45 tahun), domisili Cimenyan, Kabupaten Bandung.
Sarwa bin Sukira (36 tahun), domisili Blok Pontas, Kel. Kenanga, Kecamatan Sumber.
Rusjaya bin Rusdi (48 tahun), domisili Desa Beberan, Kecamatan Palimanan. (Beberapa sumber menyebutkan data 8 korban teridentifikasi, sementara ada yang menyebut 7 korban teridentifikasi dari total 10 meninggal)
Identitas Korban Luka-Luka yang Teridentifikasi (beberapa di antaranya):
Taryana (46 tahun), warga Indramayu (dirujuk ke RS Sumber Hurip)
Heri (35 tahun), warga Desa Mayung (luka ringan di kepala, dirujuk ke Puskesmas Dukupuntang)
Iwan Julianto (31 tahun), warga Desa Cipanas (luka ringan bahu, lengan, dan kaki, dirawat di Puskesmas Dukupuntang)
Andi, warga Warajati (dirujuk ke RS Sumber Hurip)
Ervan Rudiansyah (12 tahun), warga Kecamatan Pabedilan (dirujuk ke Puskesmas Dukupuntang)
Rio - Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang
Rino - Cikalahang, Kecamatan Dukupuntang
Siswanto - Leumunding, Majalengka
Suwadi - Girinata, Kecamtan Dukupuntang
Aji - Desa Beberan, Kecamatan Palimanan
Safitri - Kertajati, Majalengka
Abdul Rohim - Kertajati, Majalengka
Kerugian Material: Beberapa unit alat berat ekskavator (dilaporkan 3-5 unit) tertimbun material longsor. Beberapa unit truk pengangkut batu (dilaporkan sekitar 7-12 unit) juga tertimbun.
Tindakan Penanganan: Tim evakuasi gabungan (BPBD, Kepolisian, Basarnas, dll.) terus melakukan pencarian korban yang mungkin masih tertimbun.. Pihak kepolisian telah memasang garis polisi di lokasi kejadian. Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan lokasi galian C Gunung Kuda akan ditutup selamanya.
Penyebab pasti longsor masih dalam penyelidikan, namun diduga karena kurangnya perhitungan risiko pada struktur tanah di area tambang dan faktor cuaca.
Peristiwa ini menjadi perhatian serius mengingat kejadian serupa pernah terjadi di lokasi yang sama pada bulan Februari 2025, meskipun saat itu tidak ada korban jiwa.
Writer Damaroblek 🕯️
Editor AGanStronking 💡