🔎 PERETASAN WEBSITE DISKOMINFO JATIM: SIAPA DI BALIK SERANGAN?
-Baca Juga
Website resmi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur dibobol. Halaman muka yang biasanya berisi informasi publik, tiba-tiba disusupi artikel gelap dengan tajuk brutal:
“Copot Jabatan dan Penjarakan Khofifah.”
Seketika itu juga, publik tercengang. Dunia maya gaduh. Tapi bukan cuma isi beritanya yang mengguncang, motif di baliknya jauh lebih berbahaya. Detak Inspiratif menurunkan investigasi awal — inilah fakta, analisa, dan hipotesa dari jantung Kota Pahlawan.
🎯 TARGET TEPAT — SERANGAN TERUKUR
Ini bukan serangan iseng. Bukan pula uji coba sistem. Ini aksi pesan. Serangan simbolik.
Tidak ada ransomware.
Tidak ada tuntutan uang.
Tidak ada data yang dikunci.
Justru serangan ini seperti “tembakan peluru tajam ke udara” — ingin menciptakan kegaduhan, mencoreng nama, dan menunjukkan bahwa “mereka bisa.”
🔥 MOTIF — LEBIH DARI SEKADAR ISENG
Motif Politik
Ada yang sedang memanaskan mesin. Tahun 2024 usai, tapi arena baru 2025 sedang dibuka.
Khofifah bukan tokoh sembarangan. Dia tokoh nasional, gubernur, perempuan kuat yang digadang-gadang masuk kabinet atau maju lagi.
Serangan ini mungkin adalah:
“Tes panggung. Kirim pesan bahwa Khofifah tidak aman di dunia digital. Bisa diangkat, bisa dijatuhkan.”
Motif Dendam Personal
Bisa juga dari dalam. Eks ASN? Mitra kecewa? Relawan merasa ditinggal?
Ingat, luka personal bisa jadi peluru digital paling berbahaya. Apalagi kalau pelakunya punya sedikit skill, banyak sakit hati.
Motif Ekonomi atau Tender
Pihak kalah proyek? Vendor yang dikalahkan dalam lelang besar?
Serangan seperti ini bisa jadi “perkenalan.” Ujungnya: sabotase sistem, atau tawaran “jasmani digital” — alias pemerasan gaya baru.
🕵️♂️ TIM CYBER POLDA JATIM — LANGKAHNYA SUDAH JALAN
Jangan salah. Tim Siber Polda Jatim bukan kaleng-kaleng.
Mereka punya alat sniffing traffic, forensik server, sampai pelacak log digital.
Bisa deteksi waktu akses, jalur masuk, bahkan IP anonim yang dipakai pelaku.
Dan kalau perlu, Polda Jatim bisa koordinasi dengan BSSN atau bahkan Australia — lewat jalur kerjasama siber ASEAN.
Apalagi, kasus semacam ini pernah terjadi di Pemkot Mojokerto, dan waktu itu, pelaku berhasil dicokok hanya dalam hitungan minggu.
💬 PESAN DARI TIM SIBER MABES POLRI
Kepada para pelaku,
"Jangan kira dunia digital bebas seperti angin. Setiap klikmu terekam. Setiap file yang kau unggah punya sidik jari. Dan kebenaran itu — hanya soal waktu."
Kepada pemerintah,
“Amankan sistem digitalmu. Jangan cuma kuat di dunia nyata, tapi rapuh di dunia siber. Data publik adalah martabat publik.”
📌 KESIMPULAN SEMENTARA
Serangan ini adalah:
Berskala kecil tapi bermakna besar.
Bukan soal kerusakan sistem, tapi soal pesan politik.
Pelakunya: kemungkinan besar dari dalam negeri, tahu medan, dan punya target spesifik.
TIM SIBER MABES POLRI akan terus mengawal. Jangan coba sembunyi di balik kabel. Dunia siber punya mata.
writer Damaroblek
editor AGanStronking