Desa Mancilan: Ketika Legenda Joko Sambang Berpadu dengan Pesona Wisata Modern ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

Desa Mancilan: Ketika Legenda Joko Sambang Berpadu dengan Pesona Wisata Modern

-

Baca Juga


Lapangan Joko Sambang Mancilan Mojoagung Jombang Jawa Timur: Musim Layang layang di Libur Sekolah 




Jombang, Jawa Timur – Di tengah hiruk pikuk modernisasi, sebuah desa di Jombang, Jawa Timur, berhasil merajut benang masa lalu dan masa kini menjadi permadani wisata yang memukau. Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, bukan sekadar titik di peta, melainkan sebuah kanvas hidup tempat legenda kuno berpadu harmonis dengan geliat pariwisata modern. Di sinilah, di hamparan hijau Lapangan Sepak Bola Joko Sambang, kisah kepahlawanan dan semangat komunitas bersemi.




Menguak Jejak Sang Pendekar: Legenda Joko Sambang


Nama "Joko Sambang" bukan hanya sekadar penanda lapangan bola. Ia adalah gema dari sebuah cerita rakyat atau dongeng lokal yang melegenda di tanah Jawa Timur, khususnya di wilayah Surabaya, Pasuruan, Mojokerto, dan Jombang, pasca-keruntuhan Kerajaan Majapahit. Joko Sambang digambarkan sebagai pemuda desa yang pemberani dan sakti, bangkit melawan penindasan, baik dari penjajah kolonial maupun penguasa zalim pada masanya. Kisahnya, yang sering dilakonkan dalam seni tradisional Ludruk, menjadi simbol perjuangan dan semangat kepahlawanan rakyat jelata yang merindukan keadilan. Berada di Lapangan Joko Sambang, seolah kita bisa merasakan aura sakral dari tempat yang menjadi simbol keberanian sang pendekar.






Lapangan Joko Sambang: Lebih dari Sekadar Arena Bola

Lapangan Sepak Bola Joko Sambang adalah jantung aktivitas di Desa Mancilan. Bukan hanya tempat anak-anak bermain layang-layang atau sepak bola di musim kemarau, lapangan ini adalah markas bagi Sekolah Sepak Bola (SSB) BM United, sebuah kebanggaan desa. SSB ini telah menorehkan prestasi gemilang, seperti juara pertama di Seribu Dewa Mojowarno Cup 2013 dan posisi kedua di Piala Bridora Cup Sidoarjo. Bahkan, dua pemain muda berbakatnya, Aditya Syaputra dan Kevin Febriyanto, berhasil menembus akademi profesional ELITE PRO ACADEMY PERSEBAYA SURABAYA U14 pada tahun 2022.






Lebih dari itu, lapangan ini juga menjadi pusat kegiatan komunal. Ribuan warga dari empat dusun Desa Mancilan—Bandaran, Rejoslamet, Jetis, dan Mancilan—tumpah ruah di sini untuk merayakan pawai obor dan takbir keliling Idul Fitri, menunjukkan betapa kuatnya ikatan sosial di desa ini.






Menguak "Ekosistem Joko Sambang": Destinasi Wisata Terpadu


Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Atim Riduwan, Desa Mancilan secara visioner mengubah 2,8 hektar tanah kas desa yang dulunya perkebunan tebu menjadi destinasi wisata terpadu. Pengembangan ini dikelola secara aktif oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Jati Mulyo, yang bertekad menjadikan area "Joko Sambang" sebagai pusat komunitas dan ekonomi yang dinamis.






Kompleks ini kini menawarkan beragam fasilitas yang saling melengkapi:


 * Gantangan Joko Sambang BC: Sebuah arena khusus untuk lomba kicau burung yang populer, menarik "kicau mania" dari dalam maupun luar Mancilan.


 * Joe Sam Cafe: Kafe berkonsep modern yang namanya merupakan singkatan dari "Joko Sambang" itu sendiri. Berlokasi strategis di samping gantangan dan dekat dengan petilasan Joko Sambang, kafe ini menawarkan makanan terjangkau, terapi ikan gratis, spot "instagramable", hingga pertunjukan musik langsung setiap Sabtu malam. Ini adalah "tempat berkumpul" yang sangat dibutuhkan kaum muda, sesuai visi kepala desa.


 * Petilasan Joko Sambang: Situs bersejarah atau budaya yang menjadi jangkar identitas dan cerita rakyat lokal, memberikan kedalaman makna bagi seluruh kompleks.


 * Fasilitas Masa Depan: Sebuah kolam renang anak-anak dan empat kios untuk pedagang lokal sedang dalam tahap pembangunan, siap menambah daya tarik dan peluang ekonomi di area ini.



Semangat Gotong Royong dan Visi Desa


Keberhasilan Desa Mancilan tidak lepas dari sinergi kuat antara Pemerintah Desa (Pemdes) dan organisasi masyarakat seperti Karang Taruna. Pemdes Mancilan, di bawah Kades Atim Riduwan, proaktif membangun infrastruktur dasar seperti "jalan usaha tani" menggunakan Dana Desa (DD) untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Mereka juga aktif dalam kegiatan sosial seperti "Jum'at Berkah" yang menyediakan makanan gratis, mempererat tali silaturahmi antarwarga.


Karang Taruna juga berperan besar dalam mengorganisir acara olahraga seperti turnamen bola voli "Mancilan Cup II dan III" yang turut "mendongkrak perekonomian warga". Pendanaan dari Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), dan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) menjadi tulang punggung pembangunan ini, menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memajukan desa.



Menghadapi Tantangan, Merajut Masa Depan


Meskipun memiliki potensi besar, Desa Mancilan juga menghadapi tantangan geografis, terutama di area dataran rendah yang dikenal sebagai Ledok Joko Sambang. Area seluas sekitar 3 hektar ini rentan terhadap banjir, terutama saat musim hujan dan sungai-sungai di sekitarnya meluap. Namun, Pemdes Mancilan tidak tinggal diam. Mereka berkomitmen untuk mengembangkan rencana tata ruang komprehensif, termasuk pembangunan tanggul sungai dan tanggul, serta menyiapkan dapur umum sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.


Desa Mancilan adalah contoh nyata bagaimana sebuah komunitas dapat memanfaatkan warisan budaya, potensi alam, dan semangat gotong royong untuk menciptakan destinasi wisata yang unik dan berkelanjutan. Dengan perpaduan legenda, olahraga, rekreasi, dan kuliner, Desa Mancilan mengundang Anda untuk datang dan merasakan langsung pesona yang tak terlupakan.




 Writer Marcopolo 
 Editor Vasco De Gama
Mungkin Juga Menarik × +
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode