Desa Wringinrejo Bergerak Melawan Stunting dengan Program Makanan Tambahan (PMT)
-Baca Juga
Pemerintah Desa Wringinrejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, secara aktif memerangi kekurangan gizi dan stunting melalui program makanan tambahan (PMT) yang menargetkan PAUD (pendidikan anak usia dini) dan SDN (sekolah dasar) setempat. Inisiatif ini selaras dengan program pemerintah pusat di bawah Kementerian Kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan gizi balita dan anak sekolah dasar.
Program PMT menyediakan pasokan makanan bergizi setiap bulan, memastikan anak-anak menerima vitamin dan mineral penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Inisiatif ini tidak hanya mengatasi kekurangan gizi, tetapi juga memainkan peran penting dalam mencegah stunting, suatu kondisi yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi perkembangan fisik dan kognitif anak-anak.
Lebih lanjut, dengan menyediakan makanan sehat, program ini bertujuan untuk mencegah anak-anak membeli makanan ringan atau jajanan yang tidak sehat, yang seringkali kekurangan nilai gizi dan dapat menyebabkan masalah kesehatan.
"Program PMT dilaksanakan sekali dalam sebulan, dengan pendanaan yang dialokasikan dari dana desa," jelas Suhartono, Kepala Desa Wringinrejo. "Kami percaya bahwa berinvestasi dalam kesehatan anak-anak kami adalah berinvestasi dalam masa depan masyarakat kami."
Komitmen pemerintah Desa Wringinrejo terhadap program PMT menunjukkan pendekatan proaktif untuk mengatasi masalah kesehatan kritis di dalam masyarakat. Dengan menyediakan makanan tambahan dan mempromosikan kebiasaan makan sehat, program ini memberdayakan anak-anak untuk mencapai potensi penuh mereka dan berkontribusi pada masa depan yang lebih sehat untuk semua.
Target utama dari pemerintah pusat dengan program PMT adalah untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan anak-anak, terutama balita dan anak sekolah dasar. Program ini bertujuan untuk: Mencegah stunting: Stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis yang menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata tinggi badan anak-anak pada usia yang sama.
Meningkatkan asupan gizi: Program PMT memberikan makanan tambahan yang mengandung vitamin dan mineral penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Mencegah kekurangan gizi: Prevalensi balita di Indonesia yang mengalami kekurangan gizi masih tinggi, dan program PMT menjadi salah satu upaya untuk mengatasi masalah ini.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM): Anak-anak yang sehat dan bergizi baik akan memiliki potensi untuk menjadi generasi penerus yang berkualitas.
Program PMT juga menekankan pada penggunaan bahan pangan lokal untuk mendukung perekonomian dan ketahanan pangan daerah.
Secara keseluruhan, program PMT merupakan upaya pemerintah untuk menciptakan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan berpotensi tinggi untuk membangun bangsa.
Pemerintah Indonesia menyadari bahwa mengatasi stunting memerlukan pendekatan multisektoral dan komprehensif. Selain program PMT, berikut beberapa upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia: Intervensi Spesifik: Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan: Ini meliputi: Kunjungan antenatal: Menjamin ibu hamil mendapatkan pemeriksaan kesehatan dan suplemen yang cukup.
Imunisasi: Memberikan imunisasi lengkap untuk mencegah penyakit yang dapat menghambat pertumbuhan. Perawatan bayi dan anak: Memberikan edukasi dan layanan kesehatan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Peningkatan akses dan kualitas layanan gizi: Ini meliputi: Penyediaan makanan tambahan: Selain PMT, pemerintah juga menyediakan program bantuan pangan seperti Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan program lainnya.
Edukasi gizi: Memberikan edukasi tentang gizi seimbang dan pola makan sehat kepada masyarakat, terutama ibu hamil dan anak-anak.
Sanitasi dan air bersih: Meningkatkan akses terhadap sanitasi dan air bersih untuk mencegah penyakit infeksi yang dapat menghambat pertumbuhan.
Intervensi Sensitif: Peningkatan kualitas pendidikan: Memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka.
Peningkatan akses dan kualitas pekerjaan: Meningkatkan kesempatan kerja dan penghasilan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Peningkatan akses dan kualitas infrastruktur: Meningkatkan akses terhadap infrastruktur dasar seperti jalan, air bersih, dan sanitasi.
Peningkatan akses dan kualitas layanan sosial: Meningkatkan akses terhadap layanan sosial seperti perlindungan anak, bantuan sosial, dan program lainnya.
Kolaborasi dan Koordinasi:
Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S): Pemerintah membentuk TP2S yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga untuk mempercepat penurunan stunting.
Aksi Konvergensi: Pemerintah menerapkan aksi konvergensi intervensi yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, daerah, masyarakat, dan sektor swasta.
Rembuk Stunting: Pemerintah menyelenggarakan rembuk stunting di tingkat kabupaten/kota untuk membahas strategi dan program pencegahan stunting.
Peningkatan Kesadaran Masyarakat:
Sosialisasi dan Edukasi: Melalui berbagai media, pemerintah melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya pencegahan stunting.
Kampanye: Pemerintah melakukan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stunting dan peran mereka dalam pencegahannya.
Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 sebesar 14%. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan efektivitas program dan meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Penulis DION
Editor DJOSE