Senja Emas di Bumi WILWATIKTA Lukisan Langit yang Merengkuh Jiwa
-Baca Juga
Sunset (Matahari Terbenam Di Ufuk Barat Wilwatikta)
WILWATIKTA – Kala mentari mulai berpamitan di ufuk barat Wilwatikta, sebuah tirai agung terlukis di kanvas cakrawala. Bukan sekadar bias cahaya, melainkan sebuah epos warna yang menari, memadamkan hiruk-pikuk siang dengan bisikan keheningan yang magis.
Di atas hamparan bumi Wilwatikta yang kaya sejarah, langit seakan memuntahkan palet sang pelukis ulung. Jingga berpadu dengan keunguan lembut, merah saga berbisik mesra pada pink pudar, menciptakan gradasi tak berhingga yang mengusik kalbu. Awan-awan tipis, seolah tirai sutra yang disibak, menjadi panggung bagi pesona cahaya terakhir yang beranjak, memancarkan siluet menara masjid yang khusyuk dan pepohonan yang merunduk syahdu.
Setiap detik yang berlalu adalah mahakarya yang berubah, dari terang benderang menuju remang keemasan, lalu perlahan merayap pada kebiruan malam. Suasana yang tercipta bukan hanya pemandangan mata, melainkan sebuah simfoni rasa. Ia adalah jeda bagi pikiran yang penat, balsam bagi jiwa yang gundah. Di bawah atap langit yang bersemburat, emosi meluruh, digantikan oleh gelombang ketenangan yang lembut, menyeret segenap jiwa pada tepian kebahagiaan yang murni.
Inilah senja di WILWATIKTA, bukan sekadar penanda waktu Maghrib yang tiba, namun sebuah undangan bagi jiwa untuk bersandar, merasakan kedamaian, dan menyelami makna keindahan yang tak terucap. Sebuah anugerah langit yang membisikkan bahwa di setiap pergantian waktu, selalu ada keajaiban yang menunggu untuk disyukuri.
Writer : Arya Dwipangga
Editor : Rumi Lasanta