BATU PERTAMA DI BAURENO JATIREJO Di Tengah Panas, Hujan, dan Petir: Gerai Koperasi Desa Merah Putih Resmi Dimulai
-Baca Juga
Cuaca Tak Bersahabat, Semangat Tak Pernah Padam
Jum’at pagi, 28 November 2025.
Desa Baureno, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto, seperti sedang diuji langit.
Panas menyengat sejak pagi, lalu turun hujan tiba-tiba, dan petir menyambar berulang. Namun cuaca anomali itu justru menjadi latar dramatis dari peristiwa bersejarah yang telah lama dinanti: peletakan batu pertama pembangunan Gerai dan Gudang Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
Di tanah lapangan desa seluas 20 meter persegi yang sudah lama tidur, Abdori Kepala Desa Baureno yang dikenal eksentrik namun berani menundukkan tubuhnya.
Dua tangannya menggenggam batu pertama.
Di sekelilingnya, Babinsa Koramil Jatirejo dan warga menyaksikan dengan khidmat.
Tak ada panggung mewah.
Yang ada hanya tanah, lumpur, doa, dan tekad.
“Alhamdulillah… Atas Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, peletakan batu pertama berjalan lancar,” ucap Abdori dengan suara berat namun penuh syukur.
Ritual Tumpengan: Doa Sebelum Beton
Pagi itu, sebelum cangkul pertama menyentuh tanah, warga berkumpul untuk ritual tumpengan, tradisi yang diwariskan turun-temurun di desa-desa Jawa.
Bukan sekadar formalitas, tumpengan adalah cara memohon restu alam dan Tuhan sebelum membangun sesuatu yang besar.
“Sebagai masyarakat pedesaan, sebelum membangun kita tumpengan. Supaya diberikan kelancaran, keselamatan, dan barokah,” ujar Abdori.
Di bawah naungan langit yang mendung dan suara petir yang kadang memecah, tumpeng itu terasa lebih sakral.
Seakan mengirim pesan bahwa pembangunan di desa selalu dimulai dari doa, bukan anggaran.
PROYEK NASIONAL
KDMP: Program Raksasa dari Pemerintah Pusat
Pembangunan KDMP bukan proyek desa biasa.
Ini bagian dari program nasional yang dikelola pemerintah pusat melalui PT Agrinas Pangan Nusantara.
Kepala desa hanya menyiapkan lahan, sementara seluruh biaya dibebankan ke pusat.
“Saya hanya menyediakan lahan 20 meter persegi. Untuk ube rampe dan teknis pembangunan, semua dari pusat,” kata Abdori lugas.
Di Jakarta, dalam rapat Komisi VI DPR RI tanggal 18 November 2025, Direktur Utama PT Agrinas, Joao Angelo De Sousa Mota, menjelaskan biaya pembangunan:
Biaya 1 unit Kopdes Merah Putih: Rp 1.658.000.000
Biaya per meter persegi: Rp 2.938.000
Target nasional: 80.000 gerai & gudang KDMP
Total potensi anggaran: hingga Rp 600 triliun
Joao mengungkap, biaya per meter sangat bervariasi di seluruh Indonesia:
Papua: Rp 24 juta
NTT / Sumatera: Rp 12 juta
Jawa: Rp 1 juta
Kerja Sama Lintas Kementerian
Program KDMP dikerjakan oleh lintas kementerian:
Kemenkop UKM – penanggung jawab utama
Kemendes PDTT – pengentasan kemiskinan desa
Kementerian Dalam Negeri – pengawasan di tingkat daerah
Kementerian Keuangan – skema pendanaan
Kementerian Pertanian & Badan Pangan Nasional – jalur distribusi dan pangan
KDMP diproyeksikan menjadi tulang punggung ekonomi desa, pusat distribusi pangan, dan wadah ekonomi rakyat.
Harapan Kecil dari Tanah Basah
Saat Abdori menancapkan batu pertama, hujan rintik kembali turun.
Namun tak satu pun warga bergeser.
Wajah-wajah itu menatap lahan kecil yang hari ini menjadi saksi lahirnya harapan baru.
Di tengah lumpur, panas, dan petir, satu keyakinan tumbuh:
bahwa kemandirian ekonomi desa bukan hanya wacana tapi kenyataan yang sedang dibangun.
Hari itu, Desa Baureno menoreh sejarah kecil.
Dan seperti banyak sejarah lainnya, ia dimulai dari tangan-tangan sederhana, tanah basah, dan doa yang sunyi.
“Bukan besar kecil bangunannya, tapi besarnya manfaat bagi rakyat.”
Abdori, Kepala Desa Baureno
