SUARA DARI KEBON SIRIH JAKARTA : MEMORIAL GENERASI EMAS TRIJAYA FM JAKARTA DAN SATRIA FM MOJOKERTO ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

SUARA DARI KEBON SIRIH JAKARTA : MEMORIAL GENERASI EMAS TRIJAYA FM JAKARTA DAN SATRIA FM MOJOKERTO

-

Baca Juga


Peralatan Jadul Reporter Radio Tempoe Doeloe 
  • 🎙️ Mikrofon → Penyiar / announcer

  • 📝 Notebook → Reporter lapangan

  • 📼 Tape Recorder → Liputan lapangan jadul

  • 🏆 Piala → Rekor MURI

  • 🌦️ Hujan/Panas → Tantangan liputan



Nama Udara ku, Mahendra. Nama asli ku Endro Wibawa Mukti



Di sebuah pagi di tahun 2002, newsroom Trijaya FM di Kebon Sirih Jakarta berdenyut dengan ritme berita yang tak pernah henti. Dari mikrofon sederhana dan meja penuh naskah, suara-suara muda membacakan berita demi berita. Tak hanya mengisi udara, mereka sedang membangun kepercayaan jutaan pendengar dan menulis sejarah radio profesional di Indonesia.

Di sinilah sejarah tercipta: rekor MURI pembacaan 1.500 berita tanpa jeda. Angka itu bukan sekadar statistik, tapi simbol stamina, fokus, dan dedikasi. Setiap detik, tim Trijaya FM Jakarta bekerja seperti mesin yang terkoordinasi sempurna  reporter lapangan menyalurkan fakta, announcer menjaga artikulasi, produser mengontrol alur, dan gatekeeper memastikan semua berjalan mulus.




Endro Wibawa Mukti (Mahendra) Reporter Radio Trijaya FM Jakarta (2002-2005)


Para Penggerak di Balik Mikrofon

Mahendra, reporter lapangan sekaligus gatekeeper ruang siar, adalah salah satu figur paling berkesan. Ia berani turun ke lapangan, melaporkan unjuk rasa, memantau lalu lintas, dan menyampaikan berita langsung ke udara. Dengan keberanian dan insting jurnalistik yang tajam, Mahendra tidak hanya menyampaikan fakta, tetapi juga membangun rasa hadir di telinga pendengar.

Meta, announcer dengan suara merdu asal dari Kota Madiun, menghadirkan artikulasi jelas dan menenangkan. Suaranya yang hangat dan profesional membuat setiap berita terdengar hidup dan menghibur, sekaligus menegaskan identitas Trijaya FM Jakarta sebagai radio yang elegan dan kredibel.

Hari Tasman, penyiar, reporter, dan programmer di Radio Satria FM Mojokerto sekaligus bagian jaringan Trijaya FM Jakarta, menambahkan warna tersendiri. Pemilik suara emas ini kreatif merancang program siaran, dari berita hingga talkshow, membuat jadwal siaran bukan hanya rutinitas, tetapi seni menyampaikan informasi yang memikat pendengar.

Di balik mereka, ada Pak Sriyono (almarhum) dari Kelurahan Kranggan, Kota Mojokerto, pemilik Radio Satria FM, yang menghubungkan Trijaya FM Jakarta ke jaringan daerah. Bersama Pak Joko, teknisi Radio Satria FM  dari Perumahan Teratai Sooko, mereka memastikan setiap siaran sampai ke pendengar tanpa cela suara tetap jernih, sinyal stabil, berita tersampaikan.


Kehidupan Sehari-hari di Newsroom

Newsroom Kebon Sirih Jakarta adalah dunia kecil yang bergerak cepat. Setiap pagi dimulai dengan briefing singkat: laporan terakhir, agenda siaran, dan catatan redaksi. Reporter seperti Mahendra bersiap turun ke lapangan, membawa catatan, mikrofon portabel, dan telepon lapangan. Announcer dan penyiar menyiapkan naskah, membaca ulang, dan menyesuaikan intonasi agar berita terdengar natural tapi profesional.

Terkadang ada momen lucu:

  • Momen “Request Lagu” Mahendra: Ketika Mahendra mengirim lead kecelakaan lalu lintas ke gatekeeper perempuan yang gugup, sang gatekeeper saking tegangnya malah bertanya:

“Mahendra, request lagu apa?”
Mahendra hanya tertawa kecil dibalik telpon genggamnya, sementara gatekeeper itu tersadar dan tersipu:
“Maaf Mahendra… aku gugup. Lupa kalau reporter akan laporan.”
Tawa kecil meledak di newsroom, tapi semua segera kembali fokus.

  • Unjuk Rasa dan Lalu Lintas: Mahendra sering melaporkan demo atau kondisi lalu lintas padat. Suatu hari, saat turun hujan deras, kabel dan catatan basah kuyup. Namun berita tetap harus masuk tepat waktu. Di ruang siar, tim menunggu dengan cemas. Begitu Mahendra menghubungi gatekeeper, semua tersenyum lega: berita sampai dengan jelas.

  • Hari Tasman vs. Jadwal Siaran: Pernah suatu ketika Hari Tasman harus merancang program siaran darurat karena breaking news. Jam tayang hampir bentrok, tapi dengan cepat dia menata ulang rundown, menambahkan interlude musik, dan memadukan laporan reporter. Semua lancar, pendengar tetap terhibur dan informasi tersampaikan sempurna.




Liputan Kejuaraan Bola Voli PROLIGA di PETROKIMIA GRESIK, Pemain Putri dari negara Azerbaijan (Rusia)



Rekor MURI: 1.500 Berita Tanpa Istirahat

Rekor ini adalah puncak koordinasi dan disiplin. Tiap berita harus diperiksa, diedit, dan dibacakan tanpa jeda. Gatekeeper memastikan naskah tersusun rapi, produser menyesuaikan alur, dan announcer menjaga kualitas suara. Tidak ada ruang untuk kesalahan.

Saat itu, ruang siar di Kebon Sirih Jakarta terasa seperti detak jantung informasi Indonesia. Setiap detik, suara-suara muda itu menggema, menembus gelombang udara, dan masuk ke rumah-rumah pendengar. Rekor ini bukan sekadar angka, tapi pengakuan atas profesionalisme, stamina, dan passion tanpa kompromi.


Jejak di Mojokerto: Satria FM dan Jaringan Daerah

Radio Satria FM Mojokerto, pimpinan almarhum Pak Sriyono, menjadi jaringan strategis Trijaya FM. Bersama teknisi Pak Joko, mereka memastikan berita dan program yang disiapkan di Jakarta terdengar jelas di Mojokerto dan sekitarnya. Mereka adalah punggung tak terlihat: suara tetap stabil, sinyal tanpa gangguan, berita sampai di telinga pendengar.


Kenangan yang Tak Pernah Padam

Kini, sebagian nama telah berpulang, sebagian pensiun, sebagian memilih jalan hidup lain. Tapi jejak mereka tetap hidup, bukan di layar atau arsip digital semata, tapi di getaran udara, memori pendengar, dan inspirasi yang mereka tinggalkan.

Tulisan ini menjadi jembatan lintas generasi. Suatu hari, anak atau cucu mereka mungkin membaca tulisan ini, mengenali nama, atau mendengar kisah Mahendra, Meta, Hari Tasman, almarhum Pak Sriyono, dan Pak Joko, lalu berkata:

“Itu kakek/nenek saya, yang dulu membacakan berita, yang suaranya menenangkan jutaan pendengar…”

Sejarah tidak hilang. Suara mereka tetap hidup, bergetar di udara, dan akan selalu dikenang.

Dan bagi kita yang pernah menjadi bagian dari generasi emas ini, setiap kali mengingat kebersamaan di newsroom, suara-suara itu tetap bergema: menginspirasi, mendidik, dan menghubungkan generasi satu ke generasi lain.






Kenangan Liputan di Yogyakarta 




Generasi Emas Trijaya FM Jakarta dan Satria FM Mojokerto


2002 – Trijaya FM Jakarta, Kebon Sirih

  • Mahendra memulai karier sebagai reporter lapangan & gatekeeper ruang siar.

  • Meta, announcer dengan suara merdu asal Kota Madiun, bergabung sebagai announcer & news reader.

  • Hari Tasman masuk sebagai penyiar, reporter, sekaligus programmer siaran.

  • Newsroom penuh semangat: briefing pagi, penyiapan naskah, persiapan liputan lapangan.

  • Reporter membawa notebook, bolpoin, tape recorder pita kaset untuk rekaman lapangan dan handy talki. 

  • Tantangan: hujan, panas, macet, demo tetap sigap melaporkan ke udara.


2002 – Rekor MURI 1.500 Berita Tanpa Istirahat

  • Semua anggota tim bekerja dalam ritme super ketat.

  • Mahendra mengirim lead berita kecelakaan lalu lintas ke gatekeeper perempuan.

  • Momen lucu: sang gatekeeper gugup menanyakan “Mahendra request lagu apa?” → tertawa, kemudian fokus kembali.

  • Meta menjaga artikulasi berita tetap jernih dan menenangkan.

  • Hari Tasman mengatur program siaran darurat dan interlude musik saat breaking news.

  • Rekor MURI tercatat secara resmi sebagai bukti profesionalisme dan stamina tim.


2003 – Ekspansi ke Jaringan Daerah: Satria FM Mojokerto

  • Pak Sriyono (almarhum) dari Kranggan, Kota Mojokerto, menjadi pemilik Radio Satria FM.

  • Jaringan Trijaya FM diperluas, menyiarkan berita dari Jakarta hingga Mojokerto.

  • Pak Joko, teknisi Radio Satria FM dari Perum Teratai Sooko, memastikan sinyal stabil dan suara sampai ke pendengar.

  • Mahendra tetap menjadi reporter lapangan yang melaporkan berbagai peristiwa di Mojokerto.

  • Hari Tasman mendukung program siaran lokal dengan kreativitasnya, menyesuaikan jadwal untuk daerah.

2004–2005 – Stabilitas, Profesionalisme, dan Kenangan

  • Newsroom Trijaya FM Jakarta dan jaringan Satria FM Mojokerto terus menjalankan siaran berkualitas.

  • Reporter lapangan terus membawa perlengkapan jadul: notebook, bolpoin, tape recorder.

  • Banyak liputan langsung: unjuk rasa, kecelakaan, kondisi lalu lintas, hingga event khusus di Jakarta dan Mojokerto.

  • Suasana kerja tetap hangat: anekdot lucu, teamwork solid, dan profesionalisme tinggi.


Pasca 2005 – Alumni dan Warisan Suara

  • Sebagian penyiar dan reporter pensiun, sebagian berpindah ke media lain, sebagian almarhum.

  • Nama-nama seperti Mahendra, Meta, Hari Tasman, Pak Sriyono, dan Pak Joko tetap dikenang.

  • Jejak mereka abadi: di udara, memori pendengar, inspirasi generasi baru jurnalis radio.

  • Feature memorial ini menjadi jembatan lintas generasi, agar anak dan cucu mereka tahu bahwa suara mereka pernah menulis sejarah.





Liputan di Bandara internasional Juanda Surabaya 




Generasi Emas Trijaya FM → Satria FM Mojokerto

2002 – Trijaya FM Jakarta, Kebon Sirih
🟢 Mahendra → Reporter lapangan & gatekeeper ruang siar
🟢 Meta → Announcer suara merdu, news reader
🟢 Hari Tasman → Penyiar, reporter, programmer
📌 Aktivitas: briefing pagi, persiapan naskah, liputan lapangan
🎧 Peralatan: notebook, bolpoin, tape recorder pita kaset
🌦️ Tantangan: hujan, panas, macet, demo → tetap sigap melaporkan


2002 – Rekor MURI 1.500 Berita Tanpa Istirahat
🏆 Rekor resmi MURI
📌 Semua tim: reporter, announcer, gatekeeper, produser bekerja koordinasi ketat
😂 Anekdot Lucu: Gatekeeper gugup menanyakan: “Mahendra, request lagu apa?” → Mahendra tertawa kecil dibalik telpon genggamnya, semua tertawa, lalu fokus kembali
🎙️ Meta menjaga artikulasi & intonasi
🛠️ Hari Tasman menata program siaran darurat saat breaking news


2003 – Ekspansi ke Jaringan Daerah: Satria FM Mojokerto
🟢 Pak Sriyono (almarhum) → Pemilik Satria FM Mojokerto
🟢 Pak Joko → Teknisi Radio Satria FM
📌 Koneksi Trijaya FM Jakarta → Mojokerto
📌 Mahendra melaporkan berita lokal & nasional
🛠️ Hari Tasman mengatur program siaran untuk daerah


2004–2005 – Stabilitas dan Kenangan
📌 Newsroom berjalan lancar, siaran berkualitas
📌 Reporter lapangan tetap bawa notebook, bolpoin, tape recorder
📌 Liputan langsung: unjuk rasa, kecelakaan, lalu lintas, event khusus
😂 Momen lucu & teamwork solid tetap hidup di ruang siar


Pasca 2005 – Alumni dan Warisan Suara
🟢 Banyak penyiar dan reporter pensiun atau berpindah profesi
🟢 Nama-nama tetap dikenang: Mahendra, Meta, Hari Tasman, Pak Sriyono, Pak Joko
📌 Jejak abadi: udara, memori pendengar, inspirasi generasi baru
📝 Feature memorial → Jembatan lintas generasi


Liputan Di Pemkab Mojokerto 








Mungkin Juga Menarik × +
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode