WADUK SIDOKERTO DAWAR MINTA TUMBAL. " Ia Hanya Ingin Bermain di Hari Libur "
-Baca Juga
" Kisah Seorang Anak, Waduk yang Terbuka, dan Pelajaran untuk Kita Semua "
Minggu siang, 14 Desember 2025, udara Mojokerto terasa cerah. Hari libur sekolah membuat anak-anak lebih banyak berada di luar rumah bermain, tertawa, menikmati waktu tanpa bel dan tugas.
Di Waduk Sidokerto, Desa Pulorejo, Kecamatan Dawar Blandong, suasana tampak seperti hari-hari biasa. Airnya tenang, memantulkan cahaya matahari. Tidak ada pagar, tidak ada papan peringatan hanya tepian waduk yang terbuka dan mudah dijangkau siapa saja.
Di tempat itu, sekitar pukul 11.30 WIB, seorang anak perempuan berusia delapan tahun mengalami musibah. Ia terpeleset dan jatuh ke dalam waduk tadah hujan yang kedalamannya diperkirakan mencapai empat hingga lima meter.
Warga bergegas melakukan pencarian. Harapan terus dipanjatkan di tengah kecemasan. Dua jam kemudian, sekitar pukul 13.30 WIB, anak itu ditemukan.
Namun Tuhan lebih dulu memanggilnya pulang.
Ia pergi di hari libur hari yang seharusnya penuh tawa.
Ketika Dunia Bermain Anak Bertemu Bahaya yang Tak Terlihat
Bagi anak-anak, hari libur adalah dunia tanpa batas. Mereka bermain di tempat yang terasa akrab dekat rumah, di lapangan, di tepi sungai, atau di sekitar waduk yang selama ini dianggap biasa.
Namun tidak semua ruang terbuka adalah ruang aman.
Waduk Sidokerto bukan tempat bermain, tetapi tanpa pembatas, ia terlihat seperti bagian alami dari lingkungan. Di sinilah peran orang dewasa menjadi penting: melindungi, mengingatkan, dan membatasi demi keselamatan anak-anak.
Air yang Tenang Tak Selalu Aman
Air tidak selalu memberi tanda bahaya. Waduk tadah hujan sering tampak damai, padahal menyimpan risiko: kedalaman yang tak terduga, permukaan licin, dan sulitnya mencari pegangan saat terjatuh.
Banyak kejadian tenggelam terjadi bukan karena anak tidak bisa berenang, tetapi karena panik dan tidak sempat menyelamatkan diri.
Pelajaran ini datang dengan cara yang pahit namun penting bagi kita semua.
Duka yang Mengajarkan Kepedulian
Kesedihan menyelimuti warga sekitar. Tidak ada kata yang mampu menggantikan kehilangan keluarga korban. Namun di balik duka itu, tumbuh kesadaran bersama: bahwa lingkungan yang aman adalah bentuk kasih sayang paling nyata.
Perbincangan pun mulai mengarah pada hal-hal sederhana pagar pengaman, papan peringatan, dan perhatian lebih terhadap anak-anak di sekitar air.
Boks Edukatif | Tips Aman Anak di Sekitar Air
Agar peristiwa serupa tidak terulang, berikut beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan keluarga dan lingkungan:
👀 Selalu awasi anak saat bermain di dekat sungai, waduk, atau kolam
🚧 Batasi akses anak ke area air terbuka yang dalam atau licin
⚠️ Pasang atau patuhi rambu peringatan di sekitar perairan
🗣️ Ajarkan anak mengenali bahaya air, meski terlihat tenang
🏡 Dorong lingkungan desa memasang pagar pengaman di titik rawan
🤝 Saling mengingatkan antarwarga, karena keselamatan adalah tanggung jawab bersama
Langkah kecil hari ini bisa menyelamatkan masa depan esok hari.
Menjaga Anak, Menjaga Harapan
Satu anak telah pergi, meninggalkan luka yang dalam. Namun semoga dari kisah ini tumbuh kepedulian yang lebih besar bahwa keselamatan anak adalah wujud cinta yang paling nyata.
Karena setiap anak hanya ingin bermain.
Dan tugas kitalah memastikan mereka selalu pulang dengan selamat.
