ULAMA NU PRIHATIN DENGAN BANGSA INI
-Baca Juga
BAHAS PENDIDIKAN DAN EKONOMI
UNCLEOWOB.COM - Puluhan kiai sepuh, pengasuh pesantren, dan cendekiawan NU yang tergabung dalam Forum Peduli Bangsa (FPB) menggelar pertemuan tertutup di Ponpes Riyadlul Jannah, Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu (21/1/2017). Pertemuan ini, salah satunya, menyoroti persoalan pendidikan dan ekonomi yang dialami bangsa Indonesia.
Pertemuan itu digelar di aula lantai dua Ponpes Riyadlul Jannah. Wartawan hanya diizinkan mengambil gambar beberapa menit sebelum acara dimulai. Setelah itu, panitia meminta wartawan keluar dari aula karena acara berlangsung tertutup.
Pantauan dilapangan, silaturahmi FPB ini dihadiri sejumlah tokoh besar NU, seperti Ketum MUI yang juga Rais Aam PBNU, Ma'ruf Amin; Sekjen MUI Masduki Baidowi; KH Sodri dari Jakarta Islamic Center; KH Ali Akbar Marbun dari Medan; H Ali Sam, pengusaha dari Jakarta; Habib Soleh Al-Jufri dari Solo; dosen UIN Sunan Kalijaga; dan Dr Shofiyullah Muzammil.
Sedangkan ulama lain yang terlihat hadir di antaranya KH Nurul Huda Jazuli dari Kediri; KH Solahuddin Wahid dari Jombang; KH R Azaim Ibrohimi dari Situbondo; KH Mahfudz Syaubari dari Mojokerto; Prof Dr Imam Suprayogo, mantan Rektor UIN Malang; Prof Dr M Bisri dari Universitas Brawijaya Malang; serta mantan Mendikbud M Nuh dan Ketua DPR 2009-2014 yang juga politisi Partai Demokrat, Marzuki Alie.
Namun, sebelum pertemuan itu dimulai, perwakilan FPB sempat menggelar konferensi pers di masjid Ponpes Riyadlul Jannah. Pada kesempatan itu, Prof Dr Imam Suprayogo menjelaskan pertemuan para ulama dari berbagai daerah di Tanah Air ini akan membahas konsep ekonomi dan pendidikan pesantren untuk mewujudkan kedaulatan bangsa. Dia menampik pertemuan ulama FPB ini akan membahas isu perpecahan umat yang terjadi saat ini.
"Para kiai tahu kondisi politik sosial di luar pesantren. Namun para kiai tak akan bicara soal itu, hanya membahas pendidikan dan penguatan ekonomi," kata Imam.
Sementara itu, Dr Shofiyullah Muzammil menambahkan para ulama NU tetap mempunyai kepedulian terhadap persoalan bangsa saat ini. Hanya, para kiai mempunyai metode sendiri untuk menenteramkan bangsa.
"Para kiai tak mau menambah suasana panas kebangsaan kita dengan hal-hal yang kontraproduktif. Pesantren soko guru bangsa, NKRI salah satu pilar utamanya adalah pesantren. Maka pesantren berkepentingan menjaga tegaknya NKRI dengan cara pesantren. Yaitu pendekatan pada umat, tidak membodohi dan memanas-manasi umat, melainkan menyadarkan umat bahwa berbangsa itu harus kuat," terangnya.
Pria yang akrab disapa Dr Shofi ini menjelaskan persoalan kebangsaan, ideologi, dan politik yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini berakar pada masalah sistem pendidikan.
"Ada sistem pendidikan yang salah terjadi selama ini. Masyarakat dididik dengan pola yang melahirkan sekulerisme, paham-paham liberalisme, oportunistik, tak ada kepedulian dalam sistem pendidikan kita yang mendidik moralitas anak kita. Kami juga mengkritik pemerintah, ayo perbaiki sistem pendidikan kita, lahirkan output manusia yang cinta pada bangsanya," tandasnya.