PAWAI HARMONI KEBANGSAAN WARNAI PERAYAAN IMLEK DI KOTA MOJOKERTO ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

PAWAI HARMONI KEBANGSAAN WARNAI PERAYAAN IMLEK DI KOTA MOJOKERTO

-

Baca Juga




Atraksi Debus Peserta Kirab Budaya Warga Tionghoa Kota Mojokerto dalam Perayaan Imlek 2570/2019
Klenteng Hok Sian Kiong Minggu (17/2)













KOTA MOJOKERTO -
Warga Tionghoa di Kota Mojokerto Jawa Timur baru merayakan perayaan Imlek
2570/2019 pada hari Minggu (17/2). Seperti biasanya, Imlek dirayakan secara
pluralis dengan etnis lainnya. Sehingga tampak meriah dan warga Kota Mojokerto
guyup rukun ikut menyaksikan kirab budaya warga Tionghoa itu.





Berbagai
kesenian dari sejumlah daerah di tanah air ini menjadi bukti kehidupan warga
Kota Mojokerto Jawa Timur yang harmonis di tengah keberagaman.





Kirab
budaya dalam rangka perayaan Imlek tersebut, bertajuk “ Pawai Harmoni
Kebangsaan”. Kegiatan dimulai dari Klenteng Hok Sian Kiong di Jalan Residen
Pamudji. Selanjutnya para peserta kirab menyusuri Jalan Letkol Sumarjo, Jalan A
Yani, Jalan Majapahit, Jalan Bhayangkara, Jalan Gajah Mada, Jalan HOS
Cokroaminoto, Jalan PB Sudirman, lalu kembali ke klenteng. Ribuan warga nampak
antusias menyaksikan pawai di sepanjang jalan yang dilalui.













Kirab
diawali dengan pelepasan burung merpati oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah
(Forkopimda) Kota Mojokerto. Pelepasan burung merpati menjadi simbol perdamaian
yang selama ini terjaga dengan baik di Kota Mojokerto itu.







Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari


Tak
hanya barongsai dan liang liong yang menjadi kesenian khas warga Tionghoa,
kirab kali ini juga mempertunjukkan kesenian dari beberapa daerah di tanah air.
Seperti Reog Ponorogo, Kuda Lumping, Ondel-ondel dari Betawi, serta parade
fashion dari bahan daur ulang. Serta Debus dari warga Tionghoa dan tidak lupa,
mereka juga ikut membawa para Dewa dalam acara kirab.





Peserta
kirab pun mencapai 30 regu. Terdiri dari para pemuda Tionghoa, kelompok
pelajar, sejumlah instansi pemerintah, Gusdurian, FKUB, hingga masyarakat umum.
Sedikitnya 1.600 orang terlibat dalam pawai bertema Pawai Budaya Harmoni
Kebangsaan ini.





Wakil
Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Klenteng Hok Siang Kiong Gede Sidartha Putra
mengatakan, pawai kebudayaan ini sekaligus untuk mengingat kembali jasa
Presiden ke 4 RI KH Abdurrahman Wahid. Menurut dia, atas jasa Gus Dur, kini
warga Tionghoa bisa merayakan tahun baru Imlek secara terbuka. Bahkan setiap
tahun dijadikan libur nasional.





"Kami
mengucapkan terimakasih kepada Gus Dur yang telah mencabut Instruksi Presiden
Nomor 14 Tahun 1967 dan menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2000 pada
17 Januari 2000," kata Gede kepada wartawan di lokasi, Minggu (17/2/2019).


 


Gede Sidharta Putra
Wakil Ketua Yayasan Klenteng Hok Sian Kiong



Kapolres
Mojokerto Kota AKBP Sigit Dany Setiono menuturkan, pawai kesenian campuran ini
menjadi bukti kehidupan antar umat beragama dan antar etnis di Kota Mojokerto  selama ini berjalan harmonis. "Harapan
kami ini menjadi miniatur harmoni berbudaya dan berbangsa di Indonesia,"
ujarnya.





Wali
Kota Mojokerto Ika Puspitasari menambahkan, selain menjadi bukti kehidupan
masyarakatnya yang harmonis, kirab kebudayaan ini juga diharapkan membuat
ekonomi mikro di wilayahnya kembali bergeliat. Tentunya dengan menjadikan pawai
ini menjadi agenda tahunan untuk menarik kunjungan wisatawan.





"Harapan
kami even seperti ini mampu menarik kunjungan wisatawan dari daerah lain,"
tandas ia. (end) 


Mungkin Juga Menarik × +
VIDEOS
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode