WALIKOTA MOJOKERTO IKA PUSPITASARI TERIMA ANUGERAH KEBUDAYAAN PWI AWARD 2021
-Baca Juga
Walikota Mojokerto Ika Puspitasari menerima anugerah penghargaan kebudayaan
dari Persatuan Wartawan Indonesia ( PWI ) 2021. Sebagai Kota yang mempunyai
konsep berdaya saing, mandiri, adil makmur, sejahtera dan bermartabat. Untuk mewujudkan
itu semua, membutuhkan keseriusan dalam kajian serta meng aplikasi kan terhadap
pembangunan di Kota Mojokerto. Walikota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan,
Kota Mojokerto tidak bisa dipisahkan dengan sejarah akan kebesaran kerajaan
Majapahit. Sehingga, dirinya terinspirasi untuk menggaungkan Spirit of Majapahit
sejak awal kepemimpinannya. Untuk meraih nominasi anugerah kebudayaan dari PWI Pusat
melalui proses yang sangat ketat. “Proses seleksi telah kami lalui bersama,
hingga akhirnya terpilih sebagai salah satu dari 10 Bupati / Wali Kota penerima
Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2021,” ungkap ia.
Melalui siaran Pers, Tim Juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat terdiri para
akademisi, pelaku seni-budaya Nungki Kusumastuti, menetapkan 10 penerima
Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2021, dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2021
di Jakarta. “Masing-masing bupati walikota yang kami pilih ini memiliki
strategi jitu, dalam memajukan kebudayaan daerahnya, meski harus digempur oleh
budaya asing. Macam digitalisasi atau perkembangan teknologi internet, yang
membuat budaya asli nenek moyang Indonesia mulai punah ditelan jaman. Dengan kepiwaianya,
para kepala daerah terpilih mendiskripsikan bagaimana dia harus memanfaatkan
teknologi industri digitalisasi dalam mengembangkan budaya daerah. Atau dalam
mengolah kekuatan dan warisan kekayaan masa lalu dengan cara-cara masa kini,
termasuk penggunaan teknologi dunia maya. Dengan begitu, daerah tidak menerima
pengaruh global begitu saja, tetapi turut mewarnainya,” ujar Nungki mewakili
suara juri yang lain.
Ke-10 daerah penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat 2021,
1) Bupati Banggai, Sulawesi Tengah, Herwin Yatim, dengan proposal yang
diajukan berjudul : Pinasa: Gaya Hidup Kabupaten Banggai.
2) Walikota Bogor, Jawa Barat, Bima Arya Sugiarto : Sahitya Raksa
Baraya : Solidaritas Saling Menjaga Antar Sesama Warga.
3) Walikota Denpasar, Bali, IB Rai Dharma Wijaya Mantra : Denpasar
Kreatif dan Berbudaya Derap Langkah Menuju Orange Economy.
4) Bupati Majalengka, Jawa Barat, Karna Sobahi : Ngamumule Budaya,
Ngawangun Majalengka Raharja.
5) Walikota Mojokerto, Jawa Timur, Hj.Ika Puspitasari : Terwujudnya
Kota Mojokerto yang Berdaya Saing, Mandiri, Adil Makmur, Sejahtera dan
Bermartabat.
6) Walikota Parepare, Sulawesi Selatan, M.Taufan Pawe : Parepare Kota
Industri Tanpa Cerobong Asap Melalui Gerak Kebudayaan .
7) Walikota Tegal, Jawa Tengah; H. Dedy Yon Supriyono: Kota Tegal
dengan Jitak Jakwir Menuju Masyarakat Yang Berdedikasi dan Bermartabat.
8) Walikota Singkawang, Kalimantan Barat , Tjhai Chui Mie : Budaya
Leluhur: Kearifan Lokal dalam Melawan Pandemi Covid-19 di Kota Singkawang.
9) Bupati Sumedang, Jawa Barat H. Dony Ahmad Munir: Memelihara
Nilai-nilai Lama yang Baik, dan Menggali Nilai-nilai Baru yang Lebih Baik.
10) Walikota Semarang, Jawa Tengah , Hendrar Prihadi : Semarang Kota
Perdagangan dan Jasa yang Hebat Menuju Masyarakat Makin Sejahtera.
Menurut Ketua Umum PWI Pusat Atal S. Depari, sekaligus Penanggungjawab
HPN 2021, ke-10 bupati walikota tersebut berhak menerima trofi dan piagam pada
puncak peringatan bersama Presiden Joko Widodo, tanggal 9 Februari 2021, secara
daring. Belajar dari strategi dan kinerja kebudayaan para para bupati walikota
ini, dengan menaruh pada konteks pemajuan kebudayaan daerah pada umumnya,
menurut Ketua Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat Yusuf Susilo Hartono, Tim
Juri memberikan lima rekomendasi kepada pemimpin daerah pada umumnya, dan
pihak-pihak terkait, termasuk para milenial para pelaku seni budaya, dan para wartawan
serta para pengelola media.
5 Rekomendasi penting :
Rekomendai tersebut, pertama, masing-masing daerah (kabupaten/kota)
perlu memiliki payung hukum formal yang memadai sebagai landasan formal gerak
pemajuan kebudayaan berkelanjutan di tingkat lokal, sekaligus ujung tombak
pemajuan kebudayaan nasional. Kedua, dalam era kesejagatan nyata maupun maya, semua daerah harus
memiliki strategi jitu dalam pewarisan dan pemasyarakatan aspek-aspek kebudayan
lokal kepada generasi milenial, agar kebudayaan lokal (sebagai bagian dari
kebudayaan nasional) di daerah terus berkelanjutan. Ketiga, selain pengalokasian anggaran yang memadai, daerah perlu
meningkatkan Sumber Daya Manusia Kebudayaan, infra struktur nyata maupun infra
struktur maya (inovasi teknologi), program-program yang bermutu, jejaring
nasional hingga internasional, agar kebudayaan lokal bisa turut mewarnai gerak
laju kebudayaan global. Keempat, penciptan baru bagi dinamika kebudayaan memang sebuah
keniscayaan. Namun penciptaan baru dengan mengekspolitasi warisan budaya untuk
kepentingan ekonomi, harus menghormati dan menyeimbangan dengan aspek-aspek
lain yang tidak kalah penting bagi keberlangsungan kebudayaan lokal itu
sendiri, baik sebagai identitas, pemilik hak cipta, kepentingan sosio kultural,
hingga kepentingan religiusitas bagi daerah tertentu. Kelima, sebagai pilar demokrasi keempat, media massa wajib mengawal
tidak hanya bidang ekonomi dan politik, tapi juga aspek lain-lain termasuk
kebudayaan. Dalam konteks Indonesia sebagai negara super power dibidang
kebudayaan, maka pers/media diharapkan memberi perhatian khusus terhadap
informasi kebudayaan nasional, maupun kebudayaan daerah dengan berbagai
platform yang ada. Khusus di daerah, diperlukan para wartawan yang memiliki
kompetensi di bidang penulisan kebudayaan. Dengan media-media yang memiliki
perhatian pada berita dan opini yang bermutu tentang kebudayaan. (wib)