Kisah Pilu: Keluarga Tunawisma di Pacet, Mojokerto
-Baca Juga
Kisah seorang pria paruh baya dengan keterbelakangan mental yang hidup menggelandang bersama dua anaknya di Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, menyita perhatian publik. Kehidupan mereka yang berpindah-pindah dan tidak teratur, serta kondisi kedua anak yang tidak sehat dan membutuhkan pendidikan, menjadi sorotan utama.
Keluarga ini terdiri dari seorang ayah dengan keterbelakangan mental, seorang anak perempuan berusia 8 tahun, dan seorang anak laki-laki berusia 4 tahun. Mereka hidup berpindah-pindah tempat, dan saat ini mereka tidur di sebuah fasilitas umum di depan kantor Puskesmas Pacet. Kehidupan mereka tidak teratur, dengan sumber penghidupan yang berasal dari mengamen dan belas kasih orang lain.
Keluarga ini menghadapi berbagai masalah sosial. Kondisi kesehatan kedua anak yang tidak terurus menjadi perhatian utama, dan mereka sangat membutuhkan pendidikan. Selain itu, kebiasaan mereka buang air kecil dan besar di tempat mereka tidur di fasilitas umum menimbulkan keresahan bagi pedagang UMKM dan pengguna jalan.
Dokter Sucipto, Kepala Puskesmas Pacet, telah menghubungi Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto untuk mengevakuasi dan menangani keluarga ini. Namun, Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto tampaknya tidak memiliki pondok sosial atau panti rehabilitasi khusus untuk orang dengan keterbelakangan mental atau ODGJ. Pemerintah Provinsi Jawa Timur memiliki panti untuk orang tua yang tidak memiliki keluarga atau dititipkan keluarga di Panti Sosial Wredatama di Kecamatan Sooko, Mojokerto.
Kondisi keluarga tunawisma ini menunjukkan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan perlindungan dan penanganan bagi anak-anak terlantar. Pemerintah dan negara harus hadir untuk memastikan bahwa anak-anak terlantar mendapatkan jaminan kesehatan dan pendidikan.
Kisah keluarga tunawisma di Pacet, Mojokerto, menjadi cerminan permasalahan sosial yang kompleks. Kehidupan mereka yang tidak menentu, kondisi kesehatan kedua anak yang memprihatinkan, dan kurangnya fasilitas sosial untuk menangani orang dengan keterbelakangan mental merupakan tantangan yang harus diatasi. Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi untuk memberikan solusi yang tepat dan menyeluruh bagi keluarga ini, serta untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan.
Penulis Dion
Editor Djose