Krisis Pendidikan di Mojokerto: Sekolah Rusak, Anggaran Dipotong
-Baca Juga
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, menghadapi krisis serius dalam pengelolaan pendidikan dasar. Banyak sekolah rusak parah, namun anggaran untuk perbaikan malah dipotong hingga Rp 17 miliar! Kejadian di SDN Gunungan Dawarblandong menjadi contoh nyata betapa buruknya kondisi ini.
SDN Gunungan Dawarblandong sudah sangat memprihatinkan. Gedungnya rusak berat, bahkan ada bagian yang ambruk, tetapi anak-anak tetap harus belajar di sana. Ini jelas membahayakan keselamatan mereka. Kepala Dinas Pendidikan, Lutfi Ariyono, baru mengunjungi sekolah setelah Wakil Bupati, Gus Barra, datang. Ini menunjukkan kurangnya kepedulian dan pengawasan dari dinas terkait.
Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Albarra (Gus Barra) Inspeksi SDN Gunungan Dawar Blandong.
Alasan pemotongan anggaran yang disampaikan, yaitu penundaan hingga tahun anggaran 2026, terkesan mengalihkan tanggung jawab kepada Sekda Teguh Gunarko dan Bupati Ikhfina fahmawati. Penjelasan ini dinilai tidak empati dan mengutamakan birokrasi daripada keselamatan anak-anak.
Luthfi Ariyono Kadispendik Kabupaten Mojokerto menjelaskan Pemotongan Anggaran Rehabilitasi Gedung Sekolah Dasar.
Kejadian di SDN Gunungan Dawarblandong menunjukkan betapa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan pendidikan. Pemotongan anggaran yang besar menimbulkan pertanyaan besar: kemana uangnya?
Masyarakat menuntut tindakan nyata dari Wakil Bupati Gus Barra dan Dr. Rizal yang baru terpilih pada saat usai dilantik nanti. Mereka berharap ada perubahan besar dan pengelolaan pendidikan yang lebih baik, di mana pendidikan diprioritaskan dan dana dikelola secara transparan.
Pendidikan dasar sangat penting untuk membangun masa depan bangsa. Anak-anak harus belajar di lingkungan yang aman dan nyaman agar bisa berkembang dengan baik. Jika sekolah rusak dan anggaran dipotong, masa depan anak-anak Mojokerto akan terancam.Pemerintah Kabupaten Mojokerto harus segera bertindak untuk memperbaiki kondisi pendidikan. Langkah-langkah yang perlu diambil.
Mengalokasikan Ulang Anggaran: Segera alokasikan dana yang cukup untuk perbaikan gedung sekolah yang rusak, terutama di SDN Gunungan Dawarblandong, agar anak-anak dapat belajar di tempat yang aman.
Peningkatan Transparansi: Publikasikan laporan penggunaan anggaran pendidikan secara berkala agar masyarakat bisa memantau dan mengetahui alokasi dan penggunaan dana dengan jelas.
Pengawasan yang Ketat: Bentuk tim pengawas yang independen untuk memastikan bahwa setiap dana yang dialokasikan digunakan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan tidak terjadi penyimpangan.
Dukungan untuk Guru dan Siswa: Adakan program pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan, serta sediakan fasilitas yang memadai bagi siswa agar mereka dapat belajar dengan optimal.
Dengan langkah-langkah konkret ini, Kabupaten Mojokerto dapat memastikan bahwa pendidikan anak-anaknya menjadi prioritas utama, sehingga masa depan mereka dapat lebih cerah dan menjanjikan.
Penulis Dion
Editor Djose