Mahar Linggis: Simbol Kekuatan dan Kebijaksanaan dalam Pernikahan Kedua di Tongas, Probolinggo ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

Mahar Linggis: Simbol Kekuatan dan Kebijaksanaan dalam Pernikahan Kedua di Tongas, Probolinggo

-

Baca Juga

PENGANTIN KAWAK: SAMSUL MUKMIN DAN SUMIATI 



Tongas, Probolinggo, 31 Januari 2025 –  Suasana khidmat namun penuh sukacita menyelimuti Pengadilan Agama Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat pagi.  Samsul Mukmin (46) dan Sumiati (45), sepasang pengantin yang telah berpengalaman dalam bahtera rumah tangga,  menyatukan ikatan suci mereka dalam sebuah pernikahan kedua yang unik dan sarat makna.  Pernikahan ini bukan sekadar pencarian status, melainkan sebuah ibadah, sebuah niat Lilla lllah yang tulus.

Berbeda dari kebanyakan pernikahan, Samsul memberikan mahar yang tak biasa: sebuah linggis.  Selain seperangkat alat sholat dan sejumlah uang, linggis ini menjadi simbol sentral yang merepresentasikan filosofi pasangan ini dalam membangun rumah tangga yang harmonis dan langgeng.  Samsul dan Sumiati, keduanya santri tasawuf yang teguh memegang ajaran agama, membuktikan bahwa di tengah gempuran budaya modern, nilai-nilai spiritual tetap menjadi pondasi kuat dalam kehidupan berumah tangga.

Desa Dungun, tempat kedua mempelai berdomisili, menjadi saksi bisu atas ikrar suci mereka.  Pernikahan ini menjadi bukti nyata bahwa kegagalan di masa lalu tidak menghalangi mereka untuk meraih kebahagiaan dan membangun rumah tangga yang lebih baik, berdasarkan pembelajaran dan kedewasaan.

Pemilihan linggis sebagai mahar bukanlah tanpa makna.  Alat yang identik dengan pekerjaan konstruksi ini, bagi Samsul dan Sumiati,  merupakan metafora yang tepat untuk menggambarkan dinamika kehidupan berumah tangga.  Linggis, yang kuat dan serbaguna, mampu membongkar, menghancurkan, namun juga membangun.  Begitu pula rumah tangga, yang akan dihadapkan pada berbagai tantangan, konflik, dan perubahan.

Makna Positif Linggis:  Memecahkan Masalah:  Linggis melambangkan keberanian dan kemampuan untuk menghadapi masalah.  Konflik dan perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, dan linggis mewakili kemampuan pasangan untuk "membongkar" masalah tersebut, mengidentifikasi akar permasalahannya, dan mencari solusi bersama.  Kejujuran, komunikasi terbuka, dan komitmen menjadi kunci utama.

Membangun Fondasi yang Kuat:  Selain membongkar, linggis juga digunakan untuk menggali dan mempersiapkan fondasi yang kokoh.  Dalam konteks rumah tangga, ini berarti membangun pondasi pernikahan yang kuat berdasarkan saling pengertian, kepercayaan, dan cinta yang tulus.  Proses ini membutuhkan kerja keras, kesabaran, dan komitmen jangka panjang.

Adaptasi dan Perubahan:  Kehidupan selalu berubah, dan linggis menjadi simbol kemampuan pasangan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut.  Perubahan pekerjaan, kelahiran anak, atau tantangan finansial dapat dihadapi dengan bijak, asalkan pasangan mampu menggunakan "linggis"  kebijaksanaan mereka.

Makna Negatif Linggis (Jika Tidak Digunakan dengan Bijak):  Perusakan dan Perselisihan:  Jika digunakan secara sembrono, linggis dapat menyebabkan kerusakan.  Begitu pula dalam rumah tangga, komunikasi yang buruk dan konflik yang diselesaikan secara destruktif dapat merusak hubungan.

Ketidakfleksibelan:  Linggis yang kaku dan keras kepala sulit digunakan dalam situasi yang membutuhkan pendekatan lembut.  Ketidakfleksibelan dan keengganan berkompromi dapat menghalangi penyelesaian masalah dan membangun hubungan harmonis.

Filosofi "linggis dalam berumah tangga" menekankan keseimbangan antara kekuatan dan kehati-hatian.  Linggis dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk mengatasi tantangan dan membangun rumah tangga bahagia, tetapi hanya jika digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab.  Komunikasi efektif, komitmen kuat, dan kemampuan beradaptasi adalah kunci untuk menggunakan "linggis" secara konstruktif dalam membangun kehidupan pernikahan yang harmonis dan langgeng.  Pernikahan Samsul dan Sumiati menjadi bukti nyata akan hal tersebut.  Semoga kisah mereka menginspirasi pasangan lain untuk selalu menggunakan "linggis" kebijaksanaan dalam membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.


Penulis Dion 

Editor Djose 

Mungkin Juga Menarik × +
VIDEOS
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode