Awan Hitam Berpetir Diatas Gunung Kelud: Mahesa Suro Menagih Janji ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

Awan Hitam Berpetir Diatas Gunung Kelud: Mahesa Suro Menagih Janji

-

Baca Juga

GUNUNG KELUD DAN MITOS CERITA RAKYAT YANG MELEGENDA: MAHESA SURO DAN DEWI KILI SUCI



"Fenomena langit gelap dan petir menyelimuti puncak Gunung Kelud pada Kamis malam, 29 Mei 2025. Apakah ini tanda alam biasa, atau isyarat dari dunia sakral? Kisah Mahesa Suro kembali bergaung dari dasar sumur dan kawah Kelud yang menyimpan dendam cinta ribuan tahun."

Langit Gunung Kelud yang Mencekam

Langit Kediri menggigil. Petir membelah cakrawala tepat di atas puncak Gunung Kelud. Awan hitam menggumpal, seolah hendak menelan cahaya matahari yang tersisa. Waktu menunjukkan pukul 18.30 WIB, Kamis, 29 Mei 2025.

Di lereng Kelud, beberapa warga menyalakan dupa dan meletakkan sesaji di atas batu. Aroma kemenyan berpadu dengan kabut tipis yang menyelimuti kaki gunung. Mereka berbisik pelan:

“Mahesa Suro marah... dia bangkit dari sumurnya...”


MAHESA SURO 


Fenomena Alam: Ketika Langit Menjadi Isyarat

Secara ilmiah, fenomena ini bisa dijelaskan sebagai awan cumulonimbus yang berkembang cepat di daerah pegunungan dengan kelembaban tinggi. Kadang disertai kilat dan petir karena perbedaan muatan listrik ekstrem. Namun, ada pula kemungkinan tekanan gas dari perut bumi mulai menunjukkan aktivitas.

Menurut pantauan PVMBG, belum ada peningkatan signifikan dalam aktivitas vulkanik Kelud. Namun, masyarakat tetap dihimbau waspada, mengingat sejarah letusan besar Kelud pada 1990 dan 2014 yang membawa dampak nasional.


Legenda Mahesa Suro: Dendam dalam Sumur Gunung

Konon, Mahesa Suro adalah seorang pendekar sakti tinggi besar berbadan tegap dan berkepala kerbau. Ia datang dari dunia gaib untuk melamar Dewi Kilisuci, putri cantik dari Kerajaan Daha. Namun, sang putri tak mencintainya dan menyusun siasat licik:

 "Buatkan sumur dalam semalam, jika kau berhasil, aku akan menikah denganmu."

Dengan kesaktianya, Mahesa Suro hampir menyelesaikan tugas. Tapi sang putri menyuruh ayam berkokok sebelum fajar. Merasa ditipu, Mahesa Suro marah. Namun ia sudah masuk ke dalam sumur. Penduduk Daha pun menimbunnya hidup-hidup.

Sebelum terkubur, Mahesa Suro bersumpah: "Kediri Jadi Kali, Blitar Jadi Latar, Tulungagung Jadi Kedung , Jombang Ngambang Gunung ini akan meledak, membakar kebohongan dan pengkhianatan!"


Silat Gaib dan Warisan Leluhur

Nama Mahesa masih hidup di sejumlah perguruan silat di Kediri dan Blitar. Jurus "Tapak Mahesa" dan "Nafas Sumur Sakti" dipercaya bersumber dari warisan ilmu Mahesa Suro. Bahkan beberapa petilasan dipercaya sebagai tempat tapanya sebelum menghilang.

Warga tua sering mengingatkan anak-anaknya agar tak melanggar janji atau mengingkari sumpah. Karena “Gunung akan bicara, dan Mahesa Suro akan bangkit.”


Teknologi Modern dan Mitos yang Tak Pernah Mati

Meski teknologi satelit dan sensor geologi semakin canggih, kepercayaan masyarakat tak surut. Cerita Mahesa Suro menjadi bagian dari identitas budaya dan sarana edukasi alam.

Beberapa akademisi bahkan menyarankan untuk menggabungkan pendekatan budaya dan ilmiah dalam mitigasi bencana. “Masyarakat lebih patuh pada cerita leluhur,” kata seorang antropolog Universitas Brawijaya.


“Murka yang Mengingatkan”

Di setiap gelegar petir yang mengguncang langit Kelud, tersimpan pesan abadi: bahwa janji adalah hal suci, cinta tak boleh dikhianati, dan alam akan bicara dengan caranya sendiri.

Gunung Kelud tidak hanya menyimpan magma, tapi juga suara dari masa lalu yang terus mengingatkan manusia agar tak sombong terhadap alam dan sejarah.




Writer Damaroblek 

Editor AGanStronking 

Mungkin Juga Menarik × +
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode