BENCANA HIDROMETEOROLOGI : MOJOKERTO KEBANJIRAN ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

BENCANA HIDROMETEOROLOGI : MOJOKERTO KEBANJIRAN

-

Baca Juga

Desa Gayaman Kecamatan Bangsal Kabupaten Mojokerto Jawa Timur 



"Ketika Air Mengalir ke Dalam Rumah, Harapan Tak Ikut Tenggelam. Dari Gayaman hingga Dawarblandong, Mojokerto dikepung banjir. Di tengah air setinggi lutut, ada perjuangan menyelamatkan balita, menenangkan lansia, dan menjaga nyawa tetap bernyawa."


MOJOKERTO — Di malam yang mestinya tenang, hujan datang tanpa permisi. Deras, tak kenal jeda. Sejak Minggu sore hingga pagi hari Senin, 8-9 Juni 2025, langit mencurahkan isi hatinya ke bumi Mojokerto. Bukan hanya deras, tapi bertubi-tubi dan ketika pagi datang, sebagian rumah telah berubah menjadi pulau-pulau kecil.



Di Desa Gayaman, Kecamatan Bangsal, air naik perlahan tapi pasti. Dusun Tambakrejo dan Dusun Gayam menjadi wilayah pertama yang terdampak. Hampir 300 rumah dan satu sekolah dasar terendam hingga 40 cm.

 "Kami bangun jam 3 pagi, air sudah masuk dari belakang rumah," cerita Ibu Sukarni, warga RT 5 Dusun Tambakrejo. "Anak-anak kami naik ke meja makan. Lemari sudah miring, buku-buku sekolah basah semua."




Tak Hanya Rumah, Tapi Juga Masa Depan

SDN Gayaman lumpuh. Belajar dari rumah bukan karena pandemi, tapi karena banjir. Anak-anak yang biasanya ceria kini murung. Mereka bertanya, "Bu, kapan bisa sekolah lagi?"

Tenaga kesehatan berjaga. Satu bidan desa, satu perawat, dan Tim Krisis PKM Gayaman hadir tanpa banyak bicara. Mereka tahu, banjir bukan hanya soal genangan, tapi tentang menjaga yang lemah: bayi, balita, ibu hamil, dan para lansia.


Petugas Kesehatan Puskesmas Dawar Blandong 


Luapan Sungai Lamong Ancaman dari Hulu

Di wilayah Kecamatan Dawarblandong, bencana datang dari arah berbeda: Sungai Lamong meluap. Senin pagi, 9 Juni 2025, sekitar pukul 06.15 WIB, air mulai memasuki rumah-rumah warga Dusun Beru, Klanting, dan Brak.

Dan kemudian, seperti air yang tak terbendung, cerita-cerita pilu mulai mengalir.

Di Dusun Beru, 35 rumah terendam. 18 lansia dievakuasi sambil memeluk Al-Qur'an kecil dan foto anak cucu.

Di Klanting, 42 rumah terendam. Ada 9 balita, 2 ibu hamil, dan 19 lansia yang harus diselamatkan dengan hati-hati, pelan-pelan, penuh rasa.

Di Brak, air masuk ke 98 rumah, dan di sanalah satu bayi merah, 6 balita, dan 29 lansia menanti pertolongan yang datang dengan semangat kemanusiaan.

"Kami tak butuh mewah. Cukup selamat dan ada orang yang datang menolong," ucap Pak Sumiran, warga Brak, yang menggendong cucunya melewati genangan sedalam paha.


Pos Kesehatan Tanggap Bencana Garda Terdepan di Tengah Derita

Puskesmas Dawarblandong bergerak cepat. Dua perawat dan dua bidan disiagakan penuh. Posko Kesehatan dibuka. Relawan, BPBD, DPUPR, hingga perangkat desa bergerak serempak. Di antara wajah-wajah lelah, masih ada secercah api semangat.


"Mereka bukan hanya bekerja. Mereka berjuang. Ketika Air Tak Bisa Dicegah, Kemanusiaan Mengalir Deras."

Ini bukan sekadar cerita banjir. Ini adalah cerita tentang manusia. Tentang ibu-ibu yang menyelamatkan anak-anaknya, para nakes yang bertahan dengan satu botol antiseptik dan kantong logistik terbatas, serta warga desa yang saling menguatkan tanpa banyak keluhan.

Air memang mengalir ke dalam rumah. Tapi tidak dengan harapan. Harapan tetap mengalir ke luar melalui tangan-tangan yang tak berhenti membantu.




Reporter: Tim Detak Inspiratif Damaroblek 

Editor :  AGanStronking 








Mungkin Juga Menarik × +
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode