Di bawah langit biru Majapahit yang membentang bak kanvas maha karya,  ribuan hati berdebar dalam irama dzikir.  Pada Minggu, 22 Juni 2025, Alun-alun Kota Mojokerto menjelma menjadi lautan manusia,  ombak spiritual yang bergulung dari Malang, Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.  Mereka, para peziarah ruh,  berkumpul dalam Haul Akbar Al Khidmah,  sebuah pertemuan tahunan yang melampaui batas geografis, menyatukan jiwa-jiwa dalam untaian doa.

Haul Akbar bukan sekadar ritual tahunan; ia adalah nafas spiritual yang menghidupkan kembali ikatan leluhur,  sebuah jembatan yang menghubungkan generasi dengan warisan suci.  Di bawah bimbingan Muhammad Arifin, ketua pelaksana,  dzikir manaqib Syekh Abdul Qadir Al Jailani dikumandangkan,  menjadi syair-syair harapan yang melayang ke langit,  memohon keberkahan dan syafaat ilahi.  Ini adalah persembahan doa,  bukan hanya untuk leluhur dan orang tua,  tetapi juga untuk seluruh Indonesia,  sebuah negeri yang dirangkul dalam untaian tasbih.

Warisan Hadratus Syaikh KH. Asrori Al Ishaqi,  sang pendiri Al Khidmah,  terus bersemi meskipun beliau telah berpulang pada 2009.  Al Khidmah,  layaknya pohon besar yang akarnya tertanam kuat di tanah Surabaya,  telah menebarkan ranting-rantingnya ke seluruh penjuru Nusantara,  bahkan melampaui batas negeri.

Dian Cahaya,  seorang jamaah dari Gresik,  mengungkapkan pengalamannya dengan metafora yang indah:  "Haul Akbar adalah oase di padang pasir kehidupan,  penyejuk jiwa di tengah hiruk-pikuk dunia.  Langit Mojokerto hari ini begitu indah,  seperti pelukan lembut Sang Maha Pencipta."  Pertemuan ini bukan hanya pertemuan fisik,  tetapi juga persatuan jiwa,  sebuah sinergi spiritual yang menyinari Kota Mojokerto dengan cahaya iman yang gemilang.  Haul Akbar Al Khidmah:  lebih dari sekadar acara,  ia adalah sebuah perjalanan spiritual yang menyentuh hati dan menggetarkan jiwa.

writer Damaroblek 

editor AGanstrongking