**"Di Tengah Lautan Api, Kami Loncat Bersama Anak-Anak". Kisah Istri Polisi Selamatkan Keluarga dari Tragedi KM Barcelona V**
-Baca Juga
Pulau Talise, Minahasa Utara — Laut Sulawesi Utara, Minggu siang, biasanya menyuguhkan tenang dan damai. Tapi tidak bagi Alwina Inang, seorang perempuan yang hari itu berjuang menyelamatkan nyawa keluarganya dari kapal terbakar.
KM Gregorius Barcelona V, kapal penumpang yang mereka tumpangi, terbakar hebat di perairan Pulau Talise. Asap hitam tebal menutup langit, api menjilat bagian atas kapal. Puluhan orang panik, ada yang berlarian, ada yang teriak minta tolong, dan ada yang nekat melompat ke laut.
Di antara kekacauan itu, Alwina memeluk anak-anaknya. Ia tak punya banyak waktu untuk berpikir.
"Saya cuma bilang ke anak-anak: kita pakai pelampung, terus kita loncat. Saya peluk mereka kuat-kuat, lalu kami terjun ke laut," tutur Alwina, istri Kasat Reskrim Polres Talaud, dengan suara bergetar.
Laut yang biasanya jadi tempat rekreasi, hari itu jadi tempat mereka bertaruh nyawa. Di bawah terik matahari dan di tengah kepulan asap hitam, Alwina, suaminya, dan keluarga lain berpegangan satu sama lain, hanyut terbawa arus, berharap bantuan segera datang.
"Kami tidak tahu apa-apa lagi saat itu. Cuma ingin anak-anak selamat. Saya terus bilang ke anak saya, sabar ya Nak, nanti ada yang tolong."
Negara Harus Hadir, Jangan Biarkan Ini Jadi Tragedi Biasa
Kisah Alwina bukan sekadar tentang seorang ibu yang melompat ke laut. Ini adalah cerita tentang nyawa manusia yang terancam karena kelalaian sistem transportasi laut kita yang masih jauh dari kata aman.
Bukan kali pertama kapal penumpang di Indonesia terbakar. Tapi sampai kapan tragedi seperti ini hanya jadi berita musiman? Hari ini KM Barcelona V, besok siapa lagi?
Pemerintah harus serius. Bukan sekadar menyebut "berduka", tapi hadir dengan solusi. Kapal yang layak, pengawasan ketat, dan SOP keselamatan yang benar-benar dijalankan, bukan formalitas.
Bayangkan jika penumpang seperti Alwina dan keluarganya tak sempat loncat ke laut? Berapa nyawa lagi yang harus melayang sebelum laut kita benar-benar aman?
Nelayan dan SAR Jadi Malaikat Penolong
Beruntung, Alwina dan keluarga diselamatkan oleh nelayan dan tim SAR gabungan. Mereka diangkut ke Pulau Gangga II dan kemudian ke Pulau Serei. Luka trauma masih membekas. Anak-anak Alwina sempat kedinginan di laut, bibir mereka membiru, tapi nyawa mereka terselamatkan.
"Kami ini keluarga polisi, biasa menghadapi situasi sulit. Tapi ini di luar dugaan. Di laut, semua orang sama: cuma manusia yang ingin hidup," katanya.
Tragedi ini mestinya membuka mata kita semua, terutama negara. Keselamatan pelayaran bukan hanya soal kapal berjalan atau tidak, tapi soal apakah penumpang bisa sampai dengan selamat ke rumahnya, ke keluarganya.
Hari ini Alwina dan keluarganya selamat. Tapi bagaimana dengan yang lain?
Kita butuh lebih dari sekadar berita duka. Kita butuh negara yang benar-benar hadir demi kemanusiaan.
KM Gregorius Barcelona V terbakar di Perairan Pulau Talise, Minahasa Utara, Minggu 20 Juli 2025.
Penumpang lebih dari 100 orang. Evakuasi masih berlangsung.
Alwina Inang adalah istri Kasat Reskrim Polres Talaud, salah satu penumpang yang selamat bersama keluarganya.
π¨π§πTim Detak Inspiratif