“Rem Blong Pak, Kami Nggak Bisa Ngerem!” — Avanza Wisatawan Terjun ke Jurang Sendi, Satu MD
-Baca Juga
MOJOKERTO – Perjalanan wisata enam pria muda asal Morokrembangan, Surabaya, berakhir tragis di jalur Sendi, Pacet, Mojokerto. Sebuah mobil Toyota Avanza L 1737 ZT yang mereka tumpangi terjun ke jurang sedalam sekitar 15 meter di kawasan tikungan tajam, Senin siang (28/7/2025), sekitar pukul 12.15 WIB. Satu orang MD di tempat, satu luka berat, empat lainnya luka ringan.
Kepanikan melanda warga yang menyaksikan mobil meluncur cepat dari atas tanpa kendali. "Remnya blong, Mas. Kami sempat teriak dari warung, tapi mobil terus saja ngebut ke bawah, lalu nyelonong masuk jurang," ujar Wito (52), warga sekitar lokasi kejadian.
👮 Polisi Pastikan: Rem Blong Jadi Penyebab Awal
Pihak kepolisian menyatakan bahwa hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) awal menunjukkan indikasi kuat mobil mengalami rem blong. Hal itu ditegaskan oleh Ipda Beni Hermawan, Kanit Gakkum Satlantas Polres Mojokerto.
"Kendaraan melaju dari arah atas (Cangar) ke bawah (Pacet). Sampai di lokasi turunan, diduga rem tidak berfungsi dan mobil langsung masuk ke jurang. Saat ini masih kami dalami lebih lanjut," terang Ipda Beni saat dikonfirmasi di lokasi kejadian.
⚠️ Identitas Korban: Rendi Meninggal, Bima Terjepit
Berikut identitas para korban berdasarkan data kepolisian dan keterangan rumah sakit:
Rendi Maha Saputra (28) – meninggal dunia di tempat
Bima Rohmat (28) – sopir, mengalami luka berat dan sempat terjepit kemudi
Hendy Yoga Pratama (26) – luka ringan
Ervin Zanuar Arif (26) – luka ringan
Dairobi (33) – luka ringan
M. Firmansyah (23) – luka ringan
Semua korban adalah warga Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya. Saat ini mereka dirawat di RSUD Sumberglagah, Pacet.
🛣️ Jalur Maut yang Terlalu Indah
Jalur wisata Sendi–Cangar memang memanjakan mata, tapi sekaligus memicu banyak kecelakaan. Tikungan patah dan turunan tajam membuat jalur ini sangat berisiko, terutama bagi pengemudi dari luar kota yang belum hafal medan.
Relawan lokal, Arif dari komunitas Sahabat Gunung, menilai perlunya barrier pengaman dan jalur penyelamat darurat. “Banyak yang jadi korban di titik ini. Harus ada keseriusan pemerintah untuk pasang pengaman permanen, bukan cuma spanduk waspada,” ujarnya.
Di balik angka dan kronologi, tragedi ini menyisakan luka batin yang dalam. Rendi, pria muda yang meninggal dunia, dikenal sebagai pribadi periang di lingkungan kampungnya. Ia pamit ke ibunya hanya untuk “rekreasi sebentar ke Pacet.” Ia pulang dalam keadaan tak bernyawa.
Bima, sang sopir, kini dirawat dengan kondisi luka parah dan trauma. Beberapa temannya masih dalam kondisi syok.
“Mereka sahabat semua. Berangkat dari kampung bareng, pulang malah bawa kabar duka,” tutur Rafi, salah satu keluarga korban di RS Sumberglagah.
Kecelakaan ini harus menjadi pengingat: jalur indah bisa jadi maut jika tak diimbangi keselamatan. Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan Dinas Perhubungan Pemerintah Propinsi Jawa Timur harus segera evaluasi, minimal dengan:
Menambah rambu kejut dan penanda bahaya, Membangun jalur penyelamat darurat, Menempatkan petugas jaga khusus di titik rawan longsor & kecelakaan.
Nyawa Rendi tak bisa kembali. Tapi tragedi serupa tak boleh terulang.
Oleh : Tim Detak Inspiratif