“Panggung Musik di LAPANGAN SURODINAWAN & TAMAN BAHARI MAJAPAHIT, Panggung Sampah di Blooto” DLH Kota Mojokerto, Kemanakah Kau Gerangan?
-Baca Juga
📷 TUMPUKAN SAMPAH — Tumpukan kantong plastik aneka warna bercampur sisa makanan menggunung di pinggir jalan Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Senin (11/8/2025). Sampah yang sudah lebih dari sepekan tak diangkut ini menebarkan aroma tak sedap di jalur penghubung Kota Mojokerto menuju Desa Karangkedawang dan Mojoranu, Kecamatan Sooko. Ironis, pot besar berlogo DLH berdiri di dekatnya, kosong tanpa tanaman.
Kota Mojokerto baru saja gegap gempita merayakan HUT ke-107. Artis ibukota diundang, panggung megah didirikan di Lapangan Surodinawan dan Taman Bahari Majapahit. Lampu sorot menari di langit, musik mengalun, dan tepuk tangan warga mengiringi setiap lagu.
Namun, hanya beberapa kilometer dari pusat kemeriahan, sebuah “panggung” lain menyedot perhatian panggung sampah di Blooto. Tumpukan kantong plastik, sisa makanan, dan bau menyengat dibiarkan tanpa penanganan.
Sudah sepekan lebih, sampah itu menumpuk di pinggir jalan utama, tepat di jalur lalu lintas dari Kota Mojokerto menuju Karangkedawang dan Mojoranu. Setiap kendaraan yang melintas harus rela menjadi penonton sekaligus “penikmat” aroma tak sedap.
Pot besar bertuliskan DLH berdiri tak jauh dari sana, kosong tanpa tanaman, seakan menjadi penanda bahwa penghijauan dan kebersihan kota belum sepenuhnya berjalan.
Hiburan mewah untuk mata dan telinga warga memang penting, tapi kebersihan kota adalah etalase yang dilihat setiap hari. Kini publik bertanya, DLH Kota Mojokerto, ke manakah kau gerangan?