Aksi Rakyat Jatim 3 September 2025 Resmi Ditunda, Aliansi Sampaikan Tiga Tuntutan
-Baca Juga
SURABAYA, 1 September 2025 — Rencana aksi unjuk rasa yang digagas Aliansi Rakyat Jawa Timur Menggugat pada 3 September 2025 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, resmi ditunda. Keputusan ini disampaikan dalam konferensi pers di Posko Aliansi Rakyat Jawa Timur Menggugat, Taman Apsari, Surabaya, Senin (1/9/2025) malam.
Konferensi pers dipimpin oleh Cak Soleh, koordinator lapangan aksi, dan dihadiri sekitar 50 peserta dari berbagai elemen masyarakat. Turut hadir pula Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin, M.A. guna memastikan situasi keamanan.
“Keputusan ini sudah menjadi hasil musyawarah semua elemen yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Jawa Timur Menggugat. Tidak ada paksaan dari pihak mana pun. Aksi resmi ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan,” ujar Cak Soleh dalam keterangannya.
Alasan Penundaan
Penundaan dilakukan dengan pertimbangan faktor keamanan pasca kerusuhan yang terjadi di Surabaya beberapa hari terakhir. Aliansi menegaskan bahwa keselamatan peserta dan masyarakat menjadi prioritas utama.
“Kami menghormati situasi keamanan saat ini dan berupaya menjaga kondusivitas Jawa Timur,” tambah Cak Soleh.
Tiga Tuntutan Tetap Disuarakan
Meski aksi ditunda, Aliansi Rakyat Jawa Timur Menggugat menegaskan tetap akan memperjuangkan tiga tuntutan utama kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yakni:
1. Pengampunan pajak kendaraan bermotor seperti yang telah diterapkan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Banten.
2. Penghapusan pungutan liar (pungli) di sekolah negeri, terutama tingkat SMAN dan SMKN, yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
3. Usut Tuntas Korupsi Triliunan Rupiah Dana Hibah di Jawa Timur oleh KPK dan KPK harus berani menjadikan Khofifah Indar parawansa sebagai Tersangka dalam dugaan kasus TPK Dana Hibah yang menyeret anggota DPRD Propinsi Jawa Timur dan 21 orang lainnya.
Konferensi pers ini juga menjadi momentum komunikasi langsung antara aliansi dengan aparat keamanan. Kehadiran Pangdam V/Brawijaya menandakan adanya upaya koordinasi untuk menjaga situasi tetap kondusif.
Aliansi menyatakan akan segera mengumumkan jadwal aksi terbaru setelah situasi dinilai aman. Untuk sementara, mereka akan memfokuskan langkah pada konsolidasi internal dan komunikasi dengan publik melalui jalur resmi.