GARUDA TAK SENDIRI: KISAH IPAN DAN BAYU DI TRIBUN ATAS GBT
-Baca Juga
SURABAYA, 7 September 2025 — Sorak “Indonesia! Indonesia!” menggema memecah langit malam Surabaya. Ribuan suporter Timnas memadati Gelora Bung Tomo (GBT), menciptakan lautan merah putih yang berdenyut bersama harapan.
Namun, di tribun ekonomi paling atas, ada satu kisah yang lebih dalam dari sekadar angka skor.
Aji Pangestu, pemuda 22 tahun asal Blitar, berdiri tegak di antara ribuan suporter. Topi hitam menutupi sebagian wajahnya, kaos biru bertuliskan “KCHCK” melekat di tubuhnya, dan tangan terlipat erat. Di sampingnya, sahabatnya Bayu dari Pacitan, menatap lapangan dengan mata berbinar penuh harapan.
“Bro, meski kebagian tribun atas, semangat harus tetap menyala. Selama Garuda main, aku wajib hadir,” ucap Ipan sambil merapikan syal merah putihnya, sesaat sebelum kick-off dimulai.
GBT malam itu penuh euforia, tiket habis terjual, flare dan kembang api menghiasi langit. Namun, ketika peluit panjang berbunyi, senyum banyak suporter perlahan memudar. Timnas Indonesia hanya mampu bermain imbang 0-0 melawan Timnas Lebanon.
PERTANDINGAN KERAS, HARAPAN AMBYARRRR
Alih-alih memanjakan penonton dengan permainan cantik, kedua tim tampil keras, bahkan menjurus kasar.
“Mainnya kayak antar-klub, bukan antar-negara, bro. Banyak duel keras, benturan keras, bahkan beberapa pemain kita sempat terkapar,” keluh Bayu.
Statistik mencatat, Lebanon lebih mendominasi fisik, sementara Indonesia kesulitan menembus pertahanan rapat mereka. Sepanjang laga, total hanya 7 tembakan Indonesia dan 2 on target, sisanya tak berbuah gol.
GBT yang biasanya mengguncang dengan nyanyian Viking, Pasoepati, dan Ultras Malang malam itu terasa berbeda. Sorak gembira tergantikan gumaman kecewa.
GARUDA TAK PERNAH SENDIRI
Meski begitu, kekecewaan malam itu tak menggoyahkan hati Ipan dan Bayu.
“Kami datang jauh-jauh dari Blitar dan Pacitan, demi satu hal: lihat Garuda terbang tinggi. Sekarang gagal, tapi kami nggak akan berhenti mendukung. Selama Merah Putih berkibar, tribun ini akan selalu penuh!” tegas Ipan.
Bagi mereka, menjadi suporter bukan soal menang atau kalah, bukan soal tribun VIP atau ekonomi. Ini tentang rasa memiliki, tentang menyuarakan kebanggaan, tentang memastikan Garuda tetap punya sayap.
“Besok Garuda main lagi, kami akan datang lagi, bro. Karena cinta ini nggak ada kata selesai,” pungkas Bayu.
FIFA Series Match Day
Timnas Indonesia 0 – 0 Timnas Lebanon
Stadion: Gelora Bung Tomo, Surabaya — 7 September 2025