"Surabaya Membara: Lengah Sejenak, Terbakar Seketika" ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

"Surabaya Membara: Lengah Sejenak, Terbakar Seketika"

-

Baca Juga







SUROBOYO, kota yang tak pernah tidur, mendadak luluh lantak. Dalam dua malam berturut-turut, 30 - 31 Agustus 2025, kobaran api melahap Gedung Negara Grahadi, simbol kekuasaan Jawa Timur. Tak berhenti di situ, Mapolres, pos polisi, hingga sejumlah fasilitas umum hangus terbakar. Puluhan remaja diamankan, ratusan luka-luka, dan ribuan warga terjebak ketakutan.


Pemerintah kota dan Polda Jatim dinilai lengah, gagal membaca potensi eskalasi massa. Kini, jam malam ketat diberlakukan khusus untuk remaja, menyusul prediksi intelijen adanya potensi serangan susulan.


Kerusuhan 48 Jam: Rekonstruksi Detik per Detik

  • 30 Agustus 2025, 19.20 WIB – Ribuan massa berkumpul di depan Gedung Negara Grahadi, awalnya menggelar aksi damai.

  • 20.15 WIB – Bentrokan pecah setelah provokasi tak dikenal, lemparan batu dan molotov beterbangan.

  • 21.00 WIB – Api pertama terlihat di sisi timur Gedung Grahadi.

  • 31 Agustus 2025, 00.30 WIB – Polisi kewalahan, pos polisi Tunjungan dibakar.

  • 31 Agustus 2025, 03.00 WIB – Massa menyebar ke beberapa titik: Mapolres Surabaya, pos polisi Merr, dan kantor pelayanan publik.

  • 31 Agustus 2025, 05.00 WIB – Surabaya dipenuhi asap, darurat sipil nyaris diberlakukan.



Faktor Kelengahan Aparat

Menurut sumber internal intelijen, ada kekosongan komando antara Pemprov Jatim, Polda Jatim, dan Pemkot Surabaya. Data pergerakan massa sudah terdeteksi sejak 28 Agustus, namun tidak ada mitigasi serius. Akibatnya:

  • Satgas keamanan baru diturunkan setelah situasi memburuk.

  • Titik rawan massa tidak dijaga maksimal.

  • Koordinasi antara TNI dan Polri telat hingga 5 jam.








Jam Malam Diperketat

Per 2 September 2025, Pemkot Surabaya memberlakukan jam malam untuk remaja:

  • Pukul 22.00 – 04.00 WIB remaja dilarang berkeliaran tanpa pendamping orang tua.

  • Razia gabungan TNI-Polri digelar di 23 titik.

  • Pelanggar bisa dikenai sanksi sosial hingga penahanan sementara.

Namun, kebijakan ini menuai kontroversi. Aktivis HAM menilai langkah tersebut berpotensi melanggar hak warga sipil, sementara Pemkot bersikukuh bahwa keamanan publik prioritas utama.


Dampak Sosial & Trauma Kolektif

  • Ratusan UMKM di pusat kota tutup sementara.

  • Wisatawan membatalkan kunjungan ke Surabaya.

  • Warga Surabaya Selatan melaporkan trauma anak-anak akibat suara ledakan dan sirine.

  • Prediksi ahli psikologi, dibutuhkan program pemulihan trauma massal dalam 6 bulan ke depan.


Analisis Detak Inspiratif

Kerusuhan ini menjadi alarm keras bagi pemerintah dan aparat keamanan. Ada indikasi infiltrasi aktor eksternal yang memanfaatkan situasi politik kondisi geopolitik pemerintah Indonesia. Sumber dari jaringan intelijen  menyebutkan, ada pendanaan misterius yang mengalir ke kelompok pemicu kerusuhan.








Mungkin Juga Menarik × +
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode