Tangis Kehidupan di Gerbang Bajra Yudha Batalyon 501 Madiun
-Baca Juga
Madiun, Sabtu malam 13 September 2025
Malam Lengang, Tiba-Tiba Panik
Jalanan depan pos jaga 2 Yonif Para Raider 501/Bajra Yudha, Madiun, biasanya sepi di malam hari. Hanya sorot lampu jalan yang temaram, sesekali motor melintas. Tapi malam itu, suasana mendadak berubah.
Di atas sebuah motor, Yohane Angel (23) menggeliat menahan sakit hebat. Ketubannya pecah, tubuhnya makin lemas. Suaminya, Henoch Kenan Mofu (26), panik luar biasa. Rumah sakit masih jauh, sementara sang istri tak lagi mampu bertahan.
Pintu Gerbang Jadi Ruang Bersalin
Tepat di depan gerbang Bajra Yudha, Henoch berteriak minta tolong. Sontak, prajurit yang sedang berjaga berlari keluar. Dipimpin Sertu Doni Prihandoko, enam personel Yonif 501 sigap mengambil alih keadaan.
Tanpa waktu berpikir panjang, mereka menjadikan halaman pos jaga sebagai ruang bersalin darurat. Dengan kain dan perlengkapan seadanya, Yohane didampingi dalam proses persalinan.
“Karena kondisi ibu sudah pecah ketuban dan sudah lemas, maka kami bantu proses persalinannya,” jelas Komandan Yonif Para Raider 501/BY, Mayor Inf I Gusti Bagus Prayuda, dalam siaran persnya.
Perjuangan Hidup dan Mati
Detik-detik itu penuh ketegangan. Bukan derap langkah pasukan, bukan dentuman senjata, melainkan perjuangan seorang ibu melahirkan. Para prajurit yang biasa dilatih menaklukkan medan perang, malam itu harus menghadapi medan yang berbeda: medan kehidupan.
Mereka menahan nafas, memberi semangat, dan memastikan proses berjalan lancar. Situasi genting berubah menjadi perjuangan bersama antara seorang ibu dan enam prajurit Bajra Yudha.
Tangis Pertama di Tengah Bajra Yudha
Dan akhirnya, tangisan bayi pecah. Suara bening itu menggema di depan gerbang markas yang gagah. Kehidupan baru lahir, sang ibu selamat. Malam yang mencekam berubah jadi malam penuh syukur.
Bajra Yudha, yang dalam bahasa Sanskerta berarti angin perang atau mesin pertempuran, malam itu membuktikan bahwa mesin perang pun bisa menjadi pelindung kehidupan.
Di depan gerbang itulah sejarah kecil terukir: seorang bayi lahir, seorang ibu selamat, dan enam prajurit menyadari bahwa ada pertempuran yang lebih mulia dari medan laga : yaitu menyelamatkan kehidupan.