Bumi Makin Panas: Cuaca Tak Normal dari Dini Hari, Fenomena Global Mulai Terasa di Mojokerto ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

Bumi Makin Panas: Cuaca Tak Normal dari Dini Hari, Fenomena Global Mulai Terasa di Mojokerto

-

Baca Juga





MOJOKERTO – Sejak dini hari hingga siang hari ini, suhu udara di wilayah Mojokerto dan beberapa daerah di Jawa Timur terasa jauh lebih panas dari biasanya. Warga mengeluhkan udara “menyengat” bahkan sebelum matahari terbit. Fenomena ini bukan kejadian biasa, melainkan rangkaian tanda pemanasan global yang kian mengkhawatirkan.


Sejumlah warga mengaku udara gerah sudah terasa sejak siang hari, malam hari bahkan sampai dini hari. Angin yang biasanya membawa hawa sejuk justru berbalik menjadi embusan panas. “Dari dini hari sampai siang ini panasnya nyokot kulit. Gak normal,” ujar salah satu warga.


Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa kenaikan suhu ekstrem yang dirasakan masyarakat dipicu kombinasi pemanasan global, fenomena El Niño Indian Ocean Dipole (IOD), dan kondisi atmosfer yang kian kering. “Permukaan laut di Pasifik tengah menghangat, membuat sirkulasi udara berubah sehingga cuaca di Indonesia cenderung lebih panas,” demikian penjelasan narasi resmi BMKG.


Selain faktor global, kondisi lokal ikut memperparah. Minimnya ruang terbuka hijau, padatnya bangunan beton, dan permukaan aspal yang luas menyebabkan Mojokerto mengalami “urban heat island” atau pulau panas perkotaan. Fenomena ini membuat panas matahari terperangkap pada permukaan kota, lalu memantul kembali ke udara dan memperpanjang durasi suhu tinggi hingga malam hari.


Akibatnya, rasa panas tidak hanya terjadi saat siang, tetapi juga dini hari ketika mestinya udara turun. Emisi kendaraan, pembakaran sampah, dan penipisan lapisan ozon membuat radiasi ultraviolet yang sampai ke permukaan semakin kuat.


Kondisi ini menjadi alarm keras bahwa perubahan iklim bukan lagi isu global yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Dampaknya kini dirasakan langsung oleh warga di tingkat rumah tangga: udara panas berkepanjangan, kualitas tidur terganggu, peningkatan risiko dehidrasi, serta ancaman kesehatan lainnya.


BMKG mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas fisik di luar ruangan saat pukul 11.00–15.00, menjaga hidrasi, dan memastikan sirkulasi udara dalam ruangan tetap baik. Pemerintah daerah diharapkan mempercepat penambahan ruang hijau untuk menurunkan suhu permukaan kota.


Fenomena hari ini menegaskan bahwa Bumi sedang berada dalam fase “demam tinggi”, dan masyarakat hanya bisa berharap agar langkah mitigasi perubahan iklim dilakukan lebih cepat dan lebih serius, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.








Mungkin Juga Menarik × +
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode