“dr. Sucipto: Dari Lereng Welirang Menuju Panggung Nasional”
-Baca Juga
Dari Kabut Pegunungan ke Cahaya Panggung Nasional
Kabut tipis pagi hari di lereng Gunung Welirang menyambut langkah seorang dokter yang tak pernah letih menyapa warganya.
Dialah dr. Sucipto, Kepala Puskesmas Pacet, Mojokerto pengabdi kesehatan yang kini mengharumkan nama Kabupaten Mojokerto di tingkat nasional.
Dalam ajang Jambore Puskesmas Nasional ke-2 (Jampusnas II) yang digelar di Yogyakarta, 30 Oktober–2 November 2025, namanya bersanding dengan para inovator kesehatan dari berbagai penjuru Indonesia. Ia dinobatkan sebagai peserta berpredikat Dasar Stream C dengan peringkat nasional kedua, versi APKESMI (Akselerasi Puskesmas Indonesia).
“Kami terbiasa berjalan di antara kabut dan risiko, tapi semangat pelayanan harus tetap terang,” ujarnya usai menerima penghargaan.
PACET: DI ANTARA INDAHNYA WISATA DAN RAWANNYA BENCANA
Pacet, kawasan sejuk di selatan Mojokerto, terkenal dengan wisata air panas dan lanskap hijaunya. Namun di balik keindahan itu, wilayah ini termasuk dalam zona rawan longsor.
Akses ke dusun-dusun terpencil sering terputus saat hujan lebat. Namun bagi dr. Sucipto dan timnya, bencana bukan halangan untuk menjangkau warga yang membutuhkan layanan kesehatan.
“Kalau warga sulit datang ke Puskesmas, maka Puskesmas-lah yang harus datang ke warga,” tuturnya mantap.
JAMBORE NASIONAL II: AJANG INOVASI DAN TRANSFORMASI
Jampusnas II APKESMI 2025 di Yogyakarta menghadirkan lebih dari 650 tenaga kesehatan dari berbagai provinsi.
Tema besarnya:
“Bangun Kebersamaan, Sukseskan Transformasi Puskesmas melalui Peningkatan Mutu, Inovasi, dan Sinergitas Jejaring.”
Beragam agenda mewarnai jambore ini:
Workshop inovasi layanan primer
Lomba karya tulis ilmiah dan presentasi praktik terbaik
Diskusi “Klinik Merah Putih” dan jejaring kesehatan desa
Tujuannya jelas: memperkuat transformasi Puskesmas menjadi pusat kendali layanan primer yang responsif dan berdaya saing.
DAFTAR PEMENANG PERINGKAT UMUM DASAR STREAM C
Ikarina Chrisjanie – Puskesmas Wates Kulon Progo
dr. Sucipto – Puskesmas Pacet Mojokerto
Luthfi Alinnisa Ahnan – Puskesmas Pleret
Niken Sudarningtyas – Puskesmas Galue II
Retno Eri Pratiwi – Puskesmas Prambanan
Malam itu, selepas acara penutupan, secangkir kopi hitam menemaninya di teras hotel.
Bukan kopi kemenangan tapi kopi renungan.
Bahwa di antara pahit dan hangatnya rasa, tersimpan tekad untuk terus melayani tanpa pamrih.
Dan ketika kabut turun di Pacet, cahaya kecil dari pengabdian itu akan tetap menyala, menembus batas, menyapa setiap warga yang menunggu harapan.
dr. Sucipto: Dari Lereng Welirang ke Panggung Nasional Jambore Puskesmas Indonesia
Suara kopi yang menetes pelan di meja kayu itu menjadi saksi percakapan sederhana antara sesama pengabdi kesehatan. Di balik kepulan aroma robusta, dr. Sucipto, Kepala Puskesmas Pacet, Mojokerto, tak pernah menyangka namanya akan menggema di ajang nasional bertajuk Jambore Puskesmas Nasional ke-2 (Jampusnas II) APKESMI 2025 di Yogyakarta.
Bersama ratusan tenaga kesehatan dari seluruh pelosok negeri, ia menjejak di panggung besar yang mempertemukan semangat, inovasi, dan dedikasi. Dari lereng gunung Welirang, kawasan wisata alam sekaligus daerah rawan longsor di Pacet, Mojokerto bagian selatan, dr. Sucipto hadir bukan hanya membawa nama institusi, tapi juga membawa cerita ketangguhan para nakes di wilayah pegunungan yang setiap hari berhadapan dengan cuaca ekstrem dan keterbatasan akses.
“Kami di Pacet terbiasa berjalan di antara kabut dan risiko. Tapi semangat pelayanan harus tetap terang,” ujarnya usai menerima sertifikat Peserta Berpredikat Dasar Stream C, sekaligus diumumkan sebagai peringkat nasional kedua dalam kategori yang sama.
Jambore Puskesmas Nasional II – Gerakan Kebersamaan dan Inovasi
Diselenggarakan oleh APKESMI (Akselerasi Puskesmas Indonesia) di Yogyakarta, 30 Oktober–2 November 2025, Jampusnas II menjadi momentum memperkuat transformasi layanan kesehatan primer.
Tema besar yang diusung:
“Bangun Kebersamaan, Sukseskan Transformasi Puskesmas melalui Peningkatan Mutu, Inovasi, dan Sinergitas Jejaring.”
Lebih dari 650 peserta dari seluruh Indonesia hadir, menampilkan karya inovatif, riset lapangan, dan strategi layanan masyarakat berbasis kearifan lokal. Para kepala Puskesmas, dokter, perawat, dan tenaga gizi saling berbagi praktik terbaik mulai dari sistem manajemen bencana, pelayanan ibu-anak terpadu, hingga pengembangan jejaring Klinik Merah Putih di pedesaan.
“Puskesmas kini bukan sekadar tempat berobat, tapi pusat koordinasi layanan primer di wilayahnya,” terang dr. H. A. Sani Sulaeman, M.Kes., AIFO-K, Ketua Panitia Nasional Jampusnas II.
Pacet: Medan Sulit, Semangat Tak Surut
Wilayah Pacet dikenal sejuk, indah, sekaligus penuh tantangan. Letaknya di kaki gunung Welirang, diapit oleh jurang dan aliran sungai deras, menjadikannya kawasan rawan bencana longsor. Namun bagi dr. Sucipto dan timnya, medan berat bukan alasan untuk berhenti melayani.
Ia bersama tenaga medisnya sering menempuh perjalanan menanjak dan berliku untuk menjangkau warga yang tinggal di perkampungan terpencil. Dalam beberapa situasi darurat, mereka harus membawa peralatan medis dengan kendaraan roda dua, bahkan berjalan kaki.
“Semangatnya bukan mencari penghargaan, tapi memastikan tak ada warga yang tertinggal dari pelayanan kesehatan,” tutur salah seorang tenaga kesehatan Pacet yang turut bangga atas capaian pimpinan mereka.
🏅 Dari Kopi Hitam ke Panggung Nasional
Ketika namanya diumumkan di daftar Peringkat Umum Dasar Stream C, bersama empat peserta lainnya dari Wates, Pleret, Galue II, dan Prambanan, suasana riuh tepuk tangan memenuhi ruangan. Di balik senyum tenangnya, dr. Sucipto membawa pesan sederhana: bahwa kerja tulus di pelosok tetap punya tempat di panggung nasional.
Malam itu, ketika kembali ke meja kopinya, mungkin secangkir hitam pahit di Pacet terasa lebih hangat dari biasanya.
Karena dari balik kabut gunung dan aroma kopi, lahir satu inspirasi tentang pengabdian tanpa batas.
Catatan Redaksi:
Kiprah dr. Sucipto menegaskan bahwa inovasi dan ketulusan pelayanan di tingkat akar rumput adalah fondasi sejati dari transformasi kesehatan nasional. Dari lereng Welirang, Mojokerto ikut bersuara di panggung Indonesia.
