RUN 5K KOTA MOJOKERTO: BERLARI MENIKMATI KAPAL MAJAPAHIT YANG KARAM DI MEJA HIJAU
-
Baca Juga
Minggu pagi, 23 November 2025. Langit Mojokerto yang awalnya sejuk teduh berubah jadi panas. Suhu naik, tapi itu tidak menghalangi ratusan peserta mengikuti Lomba Lari 5 Km Hari Anti Korupsi Sedunia yang digelar Pemerintah Kota Mojokerto melalui Dinas Pariwisata, Pemuda & Olahraga (Disparpora).
Di garis start Wisata Taman Bahari Majapahit (TBM), Walikota Mojokerto Ika Puspitasari berdiri gagah melepas peserta lari. Sepintas terlihat seremonial biasa. Tapi… ada satu ironi yang menyengat hidung, telinga, mata, dan terutama hati rakyat:
Lomba Anti Korupsi… tapi spot start-nya berdampingan dengan proyek yang sedang diadili kasus dugaan korupsi.
Rute Lari yang Penuh Pemandangan Kontras
Para pelari dibawa menyusuri jalur: TBM – Ir. Soekarno – Prapanca – Brawijaya – Alun-Alun – Majapahit – Yos Sudarso – Finish kembali di TBM.
Panitia bilang lomba ini untuk promosi wisata. Warga bilang beda lagi:
👉 “Promo wisata atau promosi barang bukti perkara Tipikor? Kok yo pas di TBM.”
Sebab, di titik start itulah berdiri Kapal Majapahit ikon wisata yang kini disita, dipagari, dipasangi polisi line, dan sedang ‘berlayar’ di ruang sidang Tipikor Surabaya.
HUMOR MEJA KOPI SURODINAWAN: NGAKAK POLLL😂
Sementara lomba berlangsung, di sudut pinggir jalan Surodinawan, Konferensi Meja Kopi Hitam Pahit digelar dadakan. Pasukan komentator jalanan berkumpul:
☕ Bejo – analis ekonomi rasa warkop ☕ Ki Sontoloyo – komentator bola voli tarkam level internasional ☕ Pak De Kumis – pengamat politik tanpa surat tugas
Setelah menyeruput kopi pekat, Bejo nyeletuk:
“Iki lomba lari opo lomba melihat barang bukti korupsi? Lari-lari sambil nonton Kapal Majapahit sing lagi diadili. Tujuh orang wis dadi tersangka… tapi kapalnya tetap gak iso mlaku, GATOT (Gagal Total) .”
SAMPOERNA KRETEK… sedot… sebul… sedot …sebul …. Aromanya Sampoerna, tapi rasanya tidak sempurna seperti nasib Kapal Majapahit TBM.
Ki Sontoloyo langsung menyambar:
“Bejo… Bejo… ojo ngono Jo. Kapalnya iku dudu GATOT, tapi MBLEDOSSS ! Perahu gagal navigasi… ambles sebelum mengarungi wisata TBM!”
Warkop meledak tawa. Satu gelas hampir jatuh. Komentar makin pedas:
“Anti korupsi, tapi start dari proyek yang lagi diadili korupsi… iki satire tingkat dewa, Jo.”
IRONI DI BALIK SEREMONIAL
Walikota Ika Puspitasari tampil bersemangat, mengangkat tema “SATUKAN AKSI BASMI KORUPSI.” Tapi para pengamat pinggir jalan menggeleng pelan.
Bukan sebab larinya. Bukan sebab panasnya. Tapi sebab:
Proyek ikon wisatanya sendiri, Kapal Majapahit food court TBM, sedang di adili di pengadilan Tipikor Surabaya, struktur gagal bangun menurut ahli Struktur, PBJ, dan BPKP.
Dan 7 orang sudah menyandang status tersangka oleh Kejaksaan Negeri Kota Mojokerto.
Sementara itu, di rute lain, pemandangan tak kalah menyakitkan:
Pasar Krempyeng Tematik Ketidur
Sampah menumpuk. Bau menyengat. Kota tidak sedang antikorupsi… tapi anti estetika.
SUARA RAKYAT DI BALIK LELAH PELARI
Para peserta lari mungkin hanya ingin olahraga. Tapi publik membaca simbol lain:
Berlari mengitari kota yang panas
Melewati proyek yang sedang disidik
Menyuarakan antikorupsi di depan bangunan yang jadi barang bukti korupsi
Ini bukan lomba lari biasa. Ini lomba lari paling satir se-Jawa Timur.
Seorang warga nyeletuk:
“Iki lari 5K opo lari dari tanggung jawab?”
Satire yang menampar tapi jujur.
KAPAL MAJAPAHIT DAN LARI ANTI KORUPSI
Di tengah gegap gempita lomba, publik Mojokerto melihat satu hal:
Kapal Majapahit TBM sedang karam.
Dan lomba lari itu seperti berlari di atas geladak kapal yang tidak pernah berlayar.
Sementara sidang Tipikor masih membuka bab demi bab: BAP No 65 saksi Yustian, ketegasan Majelis Hakim I Made Yuliada, dan tuntutan agar “oknum” yang disebut dalam BAP dihadirkan.
Kota Mojokerto pagi itu berlari. Tapi perkara Kapal Majapahit… masih jalan di tempat.