“BALADA PENJUAL PENTOL — KISAH JUJUR YANG TAK MASUK ANGIN”. (Ketika Kebaikan Melintasi Jalanan Kota Kediri, Menggoyang Studio Radio, dan Membuat Malaikat Tersenyum Tipis)
-Baca Juga
FARUK, PENTOL & DOMPET YANG MENGGUGAT ORANG BERJABAT
“Ketika penjual keliling mengajarkan apa itu integritas — tanpa seminar, tanpa bimtek, tanpa SPJ fiktif.”
Di sebuah Sabtu mendung, yang semendung muka pejabat saat dengar kata “Audit Investigasi” muncullah seorang lelaki sederhana, helm separo, sandal selop, dan motor yang kalau gigi 2 dinaikkan bisa bikin doa “Allahumma shayyiban nafi’an” keluar otomatis.
Dialah Faruk, penjual pentol keliling, pengembara rasa, penyelamat perut anak sekolah dan tukang parkir yang hari itu mendadak viral bukan karena pentolnya enak…
Tapi karena ketemu dompet dan malah DIKEMBALIKAN.
Kaget? Iya.
Bangga? Tentu.
Tersindir? Itu urusan pejabat.
FARUK MASUK RADIO:
“SUARA RAKYAT YANG BIKIN FREKUENSI MALAIKAT IKUT NYANTOL”
Radio Andika Kediri pagi itu mendadak harum aroma kuah pentol.
Di kursi empuk studio, kursi yang biasanya diduduki narasumber berdasi, nongkronglah Faruk, dengan tawa polos khas rakyat jelata yang tidak pernah tahu apa itu markup anggaran.
Host-nya sampai grogi.
Produsernya ngelus dada.
Frekuensi radio naik 0,5 bar.
Dan netizen? Bubar menonton drama DPR, pindah ke kisah Faruk.
Waktu ditanya kenapa balikin dompet itu, Faruk cuma senyum dan bilang:
“Yo wong dudu dompetku kok, Mbak.”
INI JAWABAN YANG TIDAK BISA
DIKUTIP DALAM PIDATO PEJABAT.
Karena terlalu jujur.
“BERANI JUJUR TIDAK DITANGKAP KPK”
Dalam dunia perpolitikan Nusantara, perbuatan jujur itu langka.
Kadang yang hilang bukan dompet…
Tapi kejujuran anggaran.
Yang mengembalikan dompet?
Penjual pentol.
Yang kadang lupa balikin amplop?
Ah… sudahlah, bro, kita lagi hari Sabtu penuh berkah 😂🙏
Faruk telah menunjukkan bahwa:
Kejujuran tidak memerlukan seragam PNS.
Integritas tidak wajib tanda tangan di atas materai.
Amanah tidak butuh SK Bupati.
Hanya perlu hati yang tidak disekolahkan oleh kepentingan.
Rumi pernah bilang (versi warkop pinggir jalan):
“Yang hilang bukan dompetmu, tapi kesempatan untuk menilai siapa dirimu.”
Dan Faruk menjawab dengan tawa:
“Ngono yo ngono, seng penting wong e seneng dompet e, bali.”
🔥 BALADA PENTOL DAN DOMPET
Begitu Faruq pulang dari Radio Andika,
langsung ramai Warkop se-Kediri Raya:
“Lho kok tukang pentol bisa mlebu radio?
Kuwi ora sembarang pentol, Rek.
Kuwi pentol bertuah!”
Ada yang bilang pentolnya disuwuk.
Ada yang bilang motornya anti tilang.
Ada juga yang bilang Faruq itu turune Sunan Pentol Jati.
Kabar makin liar ketika ada warga nyeletuk:
“Aku tuku pentol e,
terus sukses dapat mantu!”
Seketika, pentol Faruq bukan lagi makanan…
tapi jimat resmi Karesidenan Kediri 😂🔥
🎙️ MALAM MINGGU: SIARAN SPECIAL RADIO ANDIKA
Karena viral, Radio Andika bikin siaran spesial:
“BALADA PENTOL LIVE”
Host-nya ngomong:
“Pendengar Andikaaa…
Kalau panjenengan nemu HP, dompet, gelang, suami hilang,
atau mantan yang belum balik-balik…
Hubungi 0811-3454-000.
Kami siap woro-woro.” 🤣
Komentar pendengar pecah:
“Mas, tolong woro-woro. Kucingku ilang.”
“Mas, tolong woro-woro. Hatiku juga ilang.”
“Mas, tolong woro-woro. Mantanku ilang tapi utangnya belum.” 😭
Stasiun radio langsung geger.
Admin grup FB keringetan.
Operator telepon megap-megap.
Di buku sejarah nanti, akan ditulis:
“Pada 6 Desember 2025,
terjadi fenomena langka:
Tukang pentol mengalahkan Breaking News CNN.”
Sebab rating naik 200%.
Pendengar nyamber 3 provinsi.
Bahkan tetangga Madiun ikut komentar:
“Iki Kediri opo Hollywood??”
🎭 DI WARKOP PINGGIRAN MOJOKERTO
Keadaan lebih ngeri…
Begitu cerita di radio konvensional ini mbledosss, langsung ada yang nyeletuk:
“Nek ngono, aku besok jualan cilok ae.
Sopo ngerti iso mlebu Radio Andika.”
Yang lain nimpali:
“Pentol wae iso ketemu dompet…
Mugo-mugo gaji ku sing ilang 3 bulan yo ketemu…” 😭😭😭
Suasana riuh.
Kopi tumpah.
Tawa pecah.
Penyiar senior pun ikut nostalgia.
PESAN SUFISTIK ala RUMI jalur Mojokerto
“Jika engkau kehilangan dompet,
jangan risau.
Barangkali Tuhan sedang menyiapkan
pertemuan yang lebih indah
dengan penjual pentol.”
“Jika engkau kehilangan cinta,
mungkin Tuhan ingin menggantinya
dengan pentol lebih pedas.”
