STADION GAJAH MADA. Dari Dulu Sekedar Dipercantik, BUKAN DITINGKATKAN ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

STADION GAJAH MADA. Dari Dulu Sekedar Dipercantik, BUKAN DITINGKATKAN

-

Baca Juga






Rp 3,8 Miliar untuk Estetika, Lintasan Lari Masih Janji 2026


Langit Mojosari cerah selama hampir sepekan.
Angin berembus pelan, membawa debu tipis dari halaman Stadion Gajah Mada stadion yang menyimpan sejarah panjang sepak bola Mojokerto. Dari luar, alat berat tampak bekerja. Paving baru tersusun rapi. Cat tembok tampak segar. Toilet direnovasi. Tandon air diperbaiki.

Namun di balik kesan “hidup kembali” itu, publik bertanya pelan namun tajam:

Apa benar stadion ini sedang dibangun ulang… atau sekadar dipercantik?



ANGGARAN ADA, TAPI FUNGSINYA?

Berdasarkan penelusuran DETAK INSPIRATIF, renovasi Stadion Gajah Mada Mojosari tahun anggaran 2025 dibiayai melalui APBD Perubahan (P-APBD) Kabupaten Mojokerto dengan nilai kontrak sekitar Rp 3,8 miliar, dilaksanakan oleh OPD DPUPR Kabupaten Mojokerto.

Angka itu terdengar besar.
Namun ketika ditelusuri lebih dalam, alokasi pekerjaan tidak menyentuh jantung fungsi olahraga stadion.








APA YANG DIKERJAKAN DENGAN Rp 3,8 MILIAR?

Paket pekerjaan tahun 2025 difokuskan pada:

Pavingisasi area dalam dan sekitar stadion

Perbaikan Tandon Air / Ground Water Tank (GWT)

Rehabilitasi toilet stadion

Renovasi ruang/kantor sisi selatan

Pengecatan dan perbaikan estetika tembok

Drainase pendukung kawasan stadion

Semua pekerjaan tersebut penting sebagai prasarana dasar.
Namun satu hal krusial tidak masuk dalam daftar:

Lintasan lari dan peningkatan lapangan utama.







HARAPAN PUBLIK YANG TERTUNDA

Stadion Gajah Mada bukan sekadar bangunan.
Ia adalah ruang publik olahraga, pusat pembinaan atlet, tempat anak-anak Mojokerto bermimpi.

Lintasan lari yang layak bukan kemewahan.
Ia kebutuhan dasar atletik.

Namun faktanya:

  • ❌ Lintasan lari tidak dianggarkan pada 2025

  • ❌ Lapangan utama belum ditingkatkan kualitasnya

  • ✅ Rencana lintasan lari baru disebut akan diusulkan pada APBD 2026

Artinya, publik diminta bersabar satu tahun lagi.






RENOVASI ATAU KOSMETIK?

Di sinilah kritik publik mengeras.

Rp 3,8 miliar telah digelontorkan,
namun fungsi utama stadion sebagai sarana olahraga belum naik kelas.

Renovasi 2025 lebih tepat disebut:

penataan visual dan perbaikan fasilitas pendukung,
bukan revitalisasi fungsi olahraga.

Tidak salah.
Namun menjadi masalah jika ekspektasi publik dibangun seolah stadion sudah “dibenahi total.”


TRANSPARANSI JADI KUNCI

DETAK INSPIRATIF menilai, yang dibutuhkan publik bukan sekadar proyek berjalan, tetapi:

Penjelasan terbuka: apa yang dikerjakan dan apa yang belum

Peta jalan jelas: kapan lintasan lari benar-benar dibangun

Komitmen anggaran 2026 yang tertulis, bukan sekadar wacana

Karena stadion adalah aset rakyat, bukan sekadar objek proyek tahunan.







CATATAN KRITIS DETAK INSPIRATIF

Renovasi Stadion Gajah Mada 2025 bukan skandal.
Namun ia menyimpan pelajaran penting tentang prioritas pembangunan.

Ketika estetika didahulukan, sementara fungsi utama ditunda,
maka publik berhak bertanya:
apakah ini pembangunan, atau sekadar perawatan tampilan?







MENUNGGU 2026: JANJI ATAU KEPASTIAN?

Kini bola ada di tangan Pemerintah Kabupaten Mojokerto.

Tahun 2026 akan menjadi ujian:

Apakah lintasan lari benar-benar dianggarkan?

Ataukah kembali ditunda dengan alasan klasik?

Masyarakat Mojokerto tidak menuntut kemewahan.
Mereka hanya ingin stadion yang benar-benar berfungsi.







Mungkin Juga Menarik × +
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode