TANGGAL MERAH, TAPI NEGARA TAK PERNAH LIBUR. Dari Tikungan Maut Sendi–Cangar, Negara Menjaga Nyawa Tanpa Panggung
-Baca Juga
Tanggal Merah, Negara Tetap Hadir
Di Hari Raya Natal 2025, unsur TNI–Polri, tenaga kesehatan, Pemkab Mojokerto, dan relawan kemanusiaan turun langsung di tikungan maut Gotekan jalur Sendi–Cangar.
Penambahan sekam dalam karung goni sebagai safety dumping menjadi solusi sederhana namun krusial untuk melindungi pengendara dari risiko rem blong dan jurang.
👉 Negara tak pernah libur menjaga nyawa.
Polsek Pacet Mojokerto - Puskesmas Pacet Mojokerto - RELAWAN HMN -RELAWAN ISM
Hari ini kalender berwarna merah.
Natal 2025.
Sebagian orang berkumpul bersama keluarga, berdoa, beristirahat, dan merayakan kehidupan.
Namun di sebuah tikungan tajam bernama Gotekan, di jalur Sendi–Cangar, negara memilih untuk tidak ikut libur.
Di sanalah, di jalur yang oleh warga dikenal sebagai jalur tengkorak, negara hadir dalam wujud paling sunyi: kerja kemanusiaan.
Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Rizal Octavian di dampingi Kapolsek Pacet Mojokerto Iptu Umam.
Negara Hadir di Titik Paling Rawan
Siang itu, Kapolsek Pacet IPTU Umam, Danramil Pacet, Kepala Puskesmas Pacet dr. Sucipto, dan Wakil Bupati Mojokerto Muhammad Rizal Octavian turun langsung ke lapangan.
Mereka tidak datang untuk seremoni. Tidak pula untuk pencitraan.
Mereka datang untuk mengurangi risiko kematian.
Bersama Relawan Kemanusiaan Harimau Nusantara (HMN) dan Integritas Sukarelawan Mojokerto (ISM), dilakukan penambahan alat keselamatan darurat berupa sekam padi dalam karung goni, disusun rapi di sisi tikungan ekstrem.
Solusi yang sederhana.
Namun justru karena kesederhanaannya, ia menjadi penyelamat nyawa.
Sekam Padi dan Makna Sebuah Pengabdian
Sekam padi yang sering dianggap limbah hari ini berubah menjadi tameng kehidupan.
Ia berfungsi sebagai safety dumping:
tempat terakhir bagi kendaraan yang mengalami rem blong, agar tidak menghantam tebing atau terjun ke jurang.
“Ini bukan soal proyek. Ini soal nyawa,”
ujar dr. Sucipto, Kepala Puskesmas Pacet, dengan nada tegas namun tenang.
Di titik ini, negara tidak hadir dalam bentuk baliho atau pidato.
Negara hadir dalam keringat aparat, tenaga medis, dan relawan yang bekerja di hari libur nasional.
Tanggal Merah vs Tanggung Jawab Negara
Tanggal merah adalah hak.
Tapi menjaga keselamatan rakyat adalah kewajiban negara.
TNI, Polri, tenaga kesehatan, relawan kebencanaan mereka adalah penjaga sunyi.
Jarang disebut.
Tak selalu terlihat.
Namun selalu hadir ketika risiko paling besar mengintai rakyat.
Di jalur Sendi–Cangar hari ini, negara menunjukkan bahwa kehadiran bukan soal jam kerja, melainkan soal keberpihakan pada nyawa manusia.
Refleksi: Negara yang Bekerja Tanpa Tepuk Tangan
Bangsa ini tidak hanya berdiri karena pidato dan perayaan.
Bangsa ini bertahan karena orang-orang yang tetap bekerja ketika yang lain libur.
Ketika kalender berkata “merah”,
nurani negara justru menyala paling terang.
Dan di tikungan Gotekan, Sendi–Cangar,
negara membuktikan satu hal sederhana namun agung:
Negara boleh libur di kantor,
tapi tidak pernah libur dari kemanusiaan.
