Kembalinya Sang Putra Wayah Majapahit; Muhammad Al Barra (Gus Barra) dan Masa Depan Kabupaten Mojokerto
-Baca Juga
Kembalinya Muhammad Al Barra, atau Gus Barra, ke jabatannya sebagai Wakil Bupati Mojokerto setelah perjalanan panjang selama dua bulan mengunjungi 299 desa dan 5 kelurahan di 18 Kecamatan, menandai momen penting. Perjalanannya, bukti dedikasi dan komitmennya untuk memahami kebutuhan konstituennya, telah memberinya semangat baru dan keinginan yang kuat untuk perubahan positif.
Dua bulan Gus Barra membenamkan diri dalam kehidupan masyarakat Mojokerto telah memberinya pengetahuan langsung yang berharga tentang tantangan dan aspirasi masyarakat. Keterlibatan langsung ini, jauh dari ruang lingkup kantor bupati, memungkinkannya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang realitas sosial ekonomi yang dihadapi oleh penduduk. Kembalinya Gus Barra bukan sekadar melanjutkan tugas; ini merupakan reposisi strategis, yang diinformasikan oleh pengalaman lapangannya yang luas, untuk mengatasi kebutuhan mendesak warga Mojokerto.
Antisipasi yang nyata seputar kemungkinan pencalonan Gus Barra untuk pemilihan Bupati 2024 menggarisbawahi ketidakpuasan yang meluas terhadap struktur pemerintahan yang ada. Banyak pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintahan Kabupaten Mojokerto menyatakan keyakinan kuat pada kemampuan Gus Barra untuk memimpin, memandangnya sebagai simbol harapan di tengah suasana kekecewaan. Sentimen ini muncul dari persepsi dominasi kepentingan oligarki dalam pemerintahan saat ini, yang menyebabkan stagnasi dan ketidakadilan. Komitmen Gus Barra untuk terlibat langsung dengan masyarakat dipandang sebagai kontras yang tajam dengan pemisahan yang dirasakan ini, memicu keyakinan bahwa dia dapat membangun sistem pemerintahan yang lebih transparan dan akuntabel.
Harapan untuk seorang Bupati yang "ganteng dan Loman" dalam pemilihan mendatang mencerminkan kerinduan akan gaya kepemimpinan yang ditandai dengan empati, responsif, dan komitmen nyata untuk kesejahteraan rakyat. Dukungan yang diungkapkan untuk Gus Barra dan Dr. Rizal, calon wakil bupati yang potensial, menyoroti keinginan untuk tim kepemimpinan yang kolaboratif dan efektif. Aspirasi kolektif ini menggarisbawahi keinginan masyarakat untuk masa depan yang ditandai dengan kemajuan, keadilan, dan kemakmuran. Seruan untuk campur tangan ilahi ("Semoga Allah SWT, memberikan pemimpin laki laki kesatria berhati ulama’.") mencerminkan keyakinan agama yang kuat di masyarakat dan harapan mereka untuk pemimpin yang dipandu oleh prinsip-prinsip etis dan komitmen untuk melayani kebaikan bersama.
Kesimpulannya, kembalinya Gus Barra ke kantor Bupati Mojokerto lebih dari sekadar urusan administratif. Ini merupakan momen penting dalam lanskap politik daerah. Pengalaman langsung yang diperolehnya selama perjalanannya yang luas, ditambah dengan dukungan luas yang dia nikmati di antara pegawai negeri sipil dan masyarakat luas, menempatkannya sebagai tokoh penting dalam pemilihan mendatang. Keinginan untuk pemimpin yang mewujudkan integritas, kasih sayang, dan komitmen untuk kesejahteraan rakyat menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan perubahan positif di Kabupaten Mojokerto. Hasil pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Rabu 27 Nopember 2024 besok lusa akan menjadi penentu penting dalam membentuk lintasan masa depan daerah, dan peran Gus Barra dalam proses ini tidak dapat disangkal.
Penulis Dion
Editor Djose