🔥Semangat Bung Tomo Menyala di Langkah MOJOSURO 2025💪🔥
-Baca Juga
MOJOKERTO – Cuaca redup dengan matahari tertutup awan tipis mengiringi kesibukan panitia Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto–Surabaya (MOJOSURO) di Lapangan Raden Wijaya, Kelurahan Surodinawan, Kota Mojokerto. Sejak pagi, panitia bekerja ekstra mempersiapkan segala kebutuhan lomba perjuangan bersejarah itu mulai dari pemasangan panggung start, tenda-tenda istirahat peserta, hingga area UMKM yang akan meramaikan suasana.
Guna menjamin kelancaran dan keselamatan ribuan peserta yang akan melintasi jalur utama Mojokerto–Surabaya, Satlantas Polres Mojokerto Kota menerapkan rekayasa arus lalu lintas di sejumlah titik strategis. Pengalihan arus ini berlaku mulai Sabtu (15/11/2025) pukul 11.00 WIB hingga kegiatan selesai.
“Rekayasa dilakukan untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan dan menjamin keselamatan peserta gerak jalan yang melintasi jalur utama Mojokerto–Surabaya,”
terang Kasat Lantas Polres Mojokerto Kota, AKP Galih Yasir Mubaroq.
Pengalihan Arus di Wilayah Hukum Polres Mojokerto Kota:
Simpang 4 Murukan Surodinawan:
Arus kendaraan dari arah selatan yang akan menuju utara dialihkan ke timur melalui Jalan KH. Usman.
Simpang 3 Penarip:
Kendaraan yang hendak ke arah utara diarahkan putar balik ke Jalan RA. Basuni.
Simpang 4 DPRD Kabupaten Mojokerto:
Arus lalu lintas dari arah barat maupun utara dialihkan ke selatan menuju Jalan RA. Basuni, atau ke timur melalui Jalan Wijaya Kusuma.
Simpang Jembatan Pulorejo:
Kendaraan yang mengarah ke barat dialihkan ke utara atau selatan melalui Jalan Raya Pulorejo.
Sedangkan di Simpang Jembatan Lespadangan, arus kendaraan dari utara menuju selatan dialihkan ke barat atau timur melalui Jalan Raya Mlirip.
Jalur Alternatif untuk Kendaraan Roda Empat (R4) ke Atas:
Dari arah Gedeg menuju Surabaya: melalui Pintu Tol Gedeg atau Pintu Tol Mojokerto Barat.
Dari arah Trowulan menuju Surabaya: melalui Simpang 4 Kenanten, belok kanan ke Jalan Jayanegara – Jalan Pahlawan – Jalan Gajah Mada – Jembatan Gajah Mada – Jalan Raya Mlirip – Gate Tol Mliriprowo.
Kasatlantas mengimbau masyarakat agar menyesuaikan rute perjalanan selama kegiatan berlangsung serta mematuhi arahan petugas di lapangan.
“Kami mohon pengertian dan kerja sama masyarakat agar kegiatan Gerak Jalan Perjuangan Mojokerto–Surabaya berjalan lancar, aman, dan tertib,” ujar AKP Galih.
Semangat Bung Tomo Menyala di Langkah MOJOSURO
Gerak Jalan MOJOSURO bukan sekadar lomba fisik. Ia adalah napas sejarah yang hidup kembali menelusuri jejak para pejuang 1945 yang berjalan kaki menuju Surabaya, menggemakan pekik “Merdeka!” di bawah gemuruh peluru pasukan Sekutu.
Gerak jalan ini lahir dari semangat Pertempuran Surabaya 10 November 1945, ketika arek-arek Suroboyo, santri, dan laskar rakyat bangkit melawan pasukan Sekutu di dalamnya terdapat tentara Belanda dan pasukan Gurkha bersenjata lengkap. Sementara rakyat hanya berbekal bambu runcing, doa, dan ilmu langit dari para ulama pejuang.
“Allahu Akbar!” seruan Bung Tomo dari corong radio kala itu, menyalakan api keberanian yang tak padam hingga kini.
Kini, puluhan tahun berselang, semangat itu lahir kembali.
Ribuan peserta mulai dari pelajar, TNI-Polri, hingga masyarakat umum ikut serta bukan untuk mencari juara, melainkan untuk menghormati jasa para pahlawan. Di sepanjang jalan, warga bersorak, UMKM menyajikan jajanan rakyat, dan anak-anak melambaikan bendera merah putih kecil di pinggir jalan.
Suasana Mojokerto sore itu bukan sekadar hiruk-pikuk lomba, tapi seperti doa yang berjalan doa agar bangsa ini tetap kuat, bersatu, dan tak pernah lupa pada akar perjuangannya.
Karena selama api semangat itu menyala, tak ada langkah yang sia-sia di bumi Mojosuro.
Mereka berjalan bukan hanya dengan kaki, tapi dengan doa dan cinta kepada tanah air.
Dan di setiap langkah Mojosuro, sejarah seolah berbisik pelan:
“Indonesia… takkan pernah menyerah.”
MERDEKA!
